Vuong langsung menyesali tindakan cerobohnya tak mau berhenti merokok.
Namun penyelasan itu kini terlambat, bayinya harus mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Sebagai informasi tambahan, dampak buruk rokok bagi janin bukan hanya dialami oleh ibu yang aktif merokok, namun juga ibu hamil yang jadi perokok pasif.
Dilansir Kompas.com seorang ahli Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto mengungkapkan, ibu hamil perokok pasif (IHPP) berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah 20 persen lebih tinggi dibanding ibu yang tidak terpapar asap rokok.
Hal itu berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan di ruang persalinan SMF Obstetri Ginekologi RS Persahabatan.
Anak yang dilahirkan dari ibu hamil perokok pasif, berisiko lebih tinggi terkena penyakit bronkitis, pneumonia, infeksi Telinga-Hidung-Tenggorokan (THT).
"Gangguan pernafasan dan gangguan perkembangan paru juga lebih tinggi dibanding yang tidak terpapar asap rokok," kata Agus di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
Jadi, Anda yang tidak merokok pun berisiko karena menjadi perokok pasif. Untuk itu, pastikan diri terhindar dari paparan asap rokok.
Sejumlah penelitian juga membuktikan bahwa paparan asap rokok pada masa pertumbuhan paru akan meningkatkan risiko asma dan penyakit paru di kemudian hari bagi anak.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnewsmaker.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Veronica S |
Komentar