Sembilan dari 10 wanita telah dipotong di Sierra Leone yang memiliki salah satu tingkat tertinggi FGM di Afrika, menurut data PBB.
Praktik ini adalah, salah satu dari segelintir negara-negara Afrika yang tidak melarang praktik ini dikecam secara internasional.
Ritual ini biasanya dilakukan melibatkan, penghapusan sebagian atau total alat kelamin perempuan yang dipercaya dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Kematian terakhir dilaporkan terjadi sekitar dua tahun lalu, menurut laporan aktivis.
"FGM membunuh perempuan dan anak perempuan kami. Kami perlu mendapatkan cukup publisitas atas insiden ini untuk menarik perhatian pemerintah," kata aktivis anti-FGM Rugiatu Turay.
Turay mengatakan 67 gadis dilaporkan telah mengambil bagian dalam inisiasi ini, dia juga mengatur seorang pekerja medis untuk pergi memantau mereka.
Sebelum ini, seorang anak pria juga dilaporkan meninggal dalam upacara inisiasi kedewasaan pria yang juga menjadi salah satu tradisi di Afrika.
Jutaan Anak Perempuan Afrika Disunat
Dilansir dari laman kompas.com, Hari Kamis, 6 Februari, diperingati sebagai Hari Internasional “Tidak Ada Toleransi Bagi Mutilasi Alat Kelamin Perempuan" atau FGM, yang disponsori PBB.
PBB mengatakan jutaan anak perempuan di Afrika menghadapi praktek ini.
Di Liberia tidak ada aturan menentang sunat atau mutilasi alat kelamin perempuan dan praktek ini merupakan hal yang umum terjadi.
Source | : | Kompas.com,Intisari Online,Daily Mirror |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar