Polisi menemukan sebuah catatan kecil milik Priyavandana sebelum dirinya bunuh diri.
Surat tersebut berisikan isi hati Priyavandana selama ini.
Ia menceritakan selama ini ia mengetahui suaminya bermain serong dengan saudara iparnya. Rumah tangganya pun hancur.
Priyavandana marah dan kesal akhirnya pindah ke rumah ayahnya dengan membawa putranya.
Di sana ia berpikir untuk menyelamatkan rumah tangganya. Menyampingkan egonya, Priyavandana sempat membujuk suaminya untuk kembali pada ia dan sang anak.
Niat baik Priyavandana justru ditanggapi dengan sikap keras kepala suaminya yang memilih untuk tetap berselingkuh. Mirisnya lagi perselingkuhan ini diketahuu dan didukung oleh mertuanya.
Puncak kekesalannya tatkala Priyavandana meminta uang pada sang suami sebesar 11 juta untuk membayar sekolah dan menafkahi putranya namun ditolak.
Priyavandana pun akhirnya stres hingga dia menyayat pergelangan tangan putranya.
Dari kejadian ini suami dan mertua Priyavandana ditangkap polisi. Ayah Priyavandana pun meminta keadilan bagi putrinya dan berharap suami putrinya mendapat hukuman setimpal.
Pengkhianatan tidak mudah bagi sebagian orang.
Source | : | Kompas.com,Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar