Psikolog klinis Meity Arianty., STP., M.Psi menyebutkan, ada sejumlah faktor yang bisa melatari rasa marah, sedih, dan dendam tersebut.
Seperti kekerasan dalam hubungan, merasa tidak dihargai, perpisahan, perselingkuhan, tidak adanya restu orangtua, dan lain sebagainya.
"Semua itu yang biasanya mendasari seseorang mengalami stres, sakit hati, cemas, marah, rasa bersalah, panik dan depresi," ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com, 10 Maret 2019 silam.
Bagi mereka yang tidak bisa menerima menjadi gelap mata sehingga nekat melakukkan hal yang melampaui batas.
"Mereka merasa tidak memiliki jalan keluar lain selain pergi jauh dan kalau bisa menghilang (bunuh diri)," ucap dia.
Bunuh diri karena masalah hati bukan tidak bisa dicegah. Demi menghindari hal itu terjadi, yang terutama adakah mengupayakan terus penanaman pentingnya prioritas logika dibanding perasaan.
"Yang paling sederhana adalah belajar menerima kenyataan dan mengutamakan logika berpikir dibanding perasaan," ujar Mei.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar