GridPop.ID - Perselingkuhan merupakan salah satu momok permasalahan terbesar dalam sebuah hubungan.
Sebuah perselingkuhan bisa menghancurkan sebuah ikatan bahkan hidup seseorang.
Hal inilah yang dialami oleh seorang wanita India bernama Priyavandana yang mengetahui sang suami berselingkuh dengan iparnya sendiri.
Wanita 31 tahun bahkan nekat menggantung dirinya karena tak tahan mengetahui hubungan terlarang suaminya tersebut.
Gantung diri
Mengutip Tribun-Medan.com, insiden ini terjadi Kota Rander, Surat, negara bagian Gujarat, India.
Priyavandana ditemukan tewas mengenaskan dengan cara menggantung dirinya di kipas angin di rumah ayahnya.
Sebelum menggantung dirinya, Priyavandana mencekik putranya yang baru berusia 3 tahun.
Priyavandana disebut depresi mengetahui perselingkuhan suaminya dengan iparnya sendiri.
Surat wasiat
Polisi menemukan sebuah catatan kecil milik Priyavandana sebelum dirinya bunuh diri.
Surat tersebut berisikan isi hati Priyavandana selama ini.
Ia menceritakan selama ini ia mengetahui suaminya bermain serong dengan saudara iparnya. Rumah tangganya pun hancur.
Priyavandana marah dan kesal akhirnya pindah ke rumah ayahnya dengan membawa putranya.
Di sana ia berpikir untuk menyelamatkan rumah tangganya. Menyampingkan egonya, Priyavandana sempat membujuk suaminya untuk kembali pada ia dan sang anak.
Niat baik Priyavandana justru ditanggapi dengan sikap keras kepala suaminya yang memilih untuk tetap berselingkuh. Mirisnya lagi perselingkuhan ini diketahuu dan didukung oleh mertuanya.
Puncak kekesalannya tatkala Priyavandana meminta uang pada sang suami sebesar 11 juta untuk membayar sekolah dan menafkahi putranya namun ditolak.
Priyavandana pun akhirnya stres hingga dia menyayat pergelangan tangan putranya.
Dari kejadian ini suami dan mertua Priyavandana ditangkap polisi. Ayah Priyavandana pun meminta keadilan bagi putrinya dan berharap suami putrinya mendapat hukuman setimpal.
Pengkhianatan tidak mudah bagi sebagian orang.
Psikolog klinis Meity Arianty., STP., M.Psi menyebutkan, ada sejumlah faktor yang bisa melatari rasa marah, sedih, dan dendam tersebut.
Seperti kekerasan dalam hubungan, merasa tidak dihargai, perpisahan, perselingkuhan, tidak adanya restu orangtua, dan lain sebagainya.
"Semua itu yang biasanya mendasari seseorang mengalami stres, sakit hati, cemas, marah, rasa bersalah, panik dan depresi," ungkapnya seperti yang dikutip dari Kompas.com, 10 Maret 2019 silam.
Bagi mereka yang tidak bisa menerima menjadi gelap mata sehingga nekat melakukkan hal yang melampaui batas.
"Mereka merasa tidak memiliki jalan keluar lain selain pergi jauh dan kalau bisa menghilang (bunuh diri)," ucap dia.
Bunuh diri karena masalah hati bukan tidak bisa dicegah. Demi menghindari hal itu terjadi, yang terutama adakah mengupayakan terus penanaman pentingnya prioritas logika dibanding perasaan.
"Yang paling sederhana adalah belajar menerima kenyataan dan mengutamakan logika berpikir dibanding perasaan," ujar Mei.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun-Medan.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar