GridPop.ID - Hamil menjadi hal yang membahagiakan bagi pasangan suami istri.
Meski begitu, hamil menjadi hal yang patut diwaspadai jika mengandung saat usia di bawah 20 tahun.
Salah satu risiko paling besar adalah abortus atau keguguran menjadi lebih besar.
Dilansir dari laman kompas.com, belum siapnya bumil terhadap kehamilannya sangat memengaruhi kondisi ini.
Bahkan adolescent pregnancy sangat berhubungan dengan kondisi abortus provocatus criminalis atau usaha melakukan pengguguran tanpa indikasi medis tertentu.
Hal ini tentunya akan semakin membahayakan nyawa bumil belia tersebut dan bahkan dapat menyebabkan berbagai kecacatan di rahim.
Kisah pilu soal ibu muda yang melahirkan baru-baru ini diungkap oleh seorang dokter.
Cerita dokter ini pun sontak menjadi sorotan.
Dilansir dari laman tribunsolo.com, Sebelumnya, pemerintah Malaysia diketahui masih mengizinkan pernikahan anak di bawah umur.
Pejabat negara bagian Terengganu juga menyatakan bahwa mereka tidak akan melarang remaja di sana untuk menikah.
Hal tersebut memicu perdebatan di masyarakat yang berpikir bahwa ini sudah bukan masanya pernikahan dini.
Bagi sebagian orang, keputusan pemerintah itu mengingatkan mereka pada masa lalu dan merenungkan konsekuensi jika anak-anak diizinkan untuk menikah.
Namun, baru-baru ini setelah pemerintah Terengganu mengkonfirmasi bahwa remaja akan diizinkan untuk menikah, seorang dokter bernama Daya berbagi pengalaman masa lalunya.
Rupanya ia pernah menangani pasien berusia 11 tahun yang akan melahirkan.
Karena persalinannya akan menjadi rumit, dr Daya saudara perempuan pasiennya itu untuk menghubungi ibu mereka.
Dan mengejutkannya, wanita muda berusia 20-an itu ternyata adalah ibu pasien.
Sementara, suami dari anak berusia 11 tahun itu pun tidak terlihat.
Kala itu, dr Daya melakukan apa yang diperlukan sambil mempersiapkan yang terburuk.
"Komplikasi apa yang harus saya hadapi malam ini? Preeklamsia? Perdarahan postpartum? Apakah kita bisa menyelamatkan mereka berdua?," tulis dr Daya dalam unggahannya di media sosial.
Selanjutnya, pasien tersebut langsung dilarikan ke ruang operasi.
Sayangnya, pasien tidak berhasil diselamatkan.
Keadaan pun semakin buruk, saat bayi yang baru lahir meninggal tidak lama kemudian.
Dua jiwa yang bahkan belum dewasa meninggalkan dunia pada malam yang menyedihkan itu.
"Ini bukan yang pertama kali terjadi dan tentunya bukan yang terakhir," beber dr Daya.
Belakangan terungkap bahwa insiden itu terjadi di Indonesia bertahun-tahun yang lalu ketika ia masih magang.
Dan melalui postingannya, dr Daya ingin mengingatkan dunia tentang betapa berbahayanya pernikahan anak di bawah umur.
Tak hanya merampas masa kecil mereka tetapi juga menimbulkan rasa sakit dan trauma pada mereka, secara fisik dan mental.
"Sangat mudah untuk mendukung konsep yang tidak berdasar tetapi ketika nyawa diambil dari dunia ini karena ide-ide itu, apakah para pendukung (diperbolehkannya pernikahan di bawah umur)akan bertanggung jawab?," terangnya.
Menurutnya, tidak bisa menyelamatkan nyawa benar-benar salah satu mimpi buruk terburuk menjadi seorang dokter.
Terakhir, ia berharap bahwa negara akan berhenti memberikan hukuman mati kepada anak-anak dengan membiarkan pernikahan anak di bawah umur.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunSolo |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar