“Kita bijaksana saja. Semuanya tidak ada yang tidak boleh, tapi kita harus tahu batas,” papar dr. Nany. Misalnya, saat makan ketupat, kuah opornya jangan terlalu banyak.
Porsinya sedang dan berhenti makan sebelum kenyang. Pola makannya pun dikombinasi.
Jika pagi makan ketupat, siang hari atau malamnya jangan diulang lagi, berganti sayur atau hidangan yang tidak bersantan.
Kedua, siapkan menu pengimbang: buah dan sayur, serta lauk nabati.
Buah dan sayur harus diutamakan karena tidak berkalori tinggi. Keduanya juga memberikan gizi yang baik, yaitu mengandung vitamin dan mineral, plus berserat tinggi.
Ini berguna untuk memulihkan stamina setelah berpuasa sebulan penuh. Jadi, buah dan sayur tidak berisiko untuk mencetuskan penyakit yang disebabkan oleh kelebihan kalori.
Ketiga, mengurangi asupan lauk hewani. Sebab, kandungan lemak tidak baiknya (LDL) jauh lebih dominan dibanding lemak baiknya.
Sebagai alternatifnya, perbanyak mengonsumsi lauk nabati. Dibanding lauk hewani, lauk nabati mempunyai kandungan lemak baik yang lebih banyak.
Contohnya, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Namun begitu, jumlah konsumsi lauk nabati juga tetap harus dikendalikan.
Lauk nabati dikonsumsi hanya sebatas untuk menggganti kebutuhan lemak hewani yang kita kurangi.
Source | : | TribunnewsBogor.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar