Hasilnya, hingga saat ini belum diketahui secara pasti virus penyebab penyakit yang banyak menyerang anak-anak usia di bawah 16 tahun ini.
"Kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini," kata Budi.
Budi mengatakan, saat ini, Indonesia bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Amerika serta Inggris dalam upaya mendeteksi penyebab hepatitis akut.
Kemungkinan besar, penyakit ini disebabkan oleh Adenovirus strain 41.
Namun, ada pula kasus yang bukan disebabkan oleh Adenovirus strain 41.
"Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya apa," ucap Budi.
Sementara mengutip dari laman tribunkesehatan.com, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut ada 15 kasus hepatitis akut yang hingga kini masih misterius penyebabnya alias 'Acute Hepatitis of Unknown Aetiology'.
Namun dari 15 kasus tersebut Menkes tidak menyebut apakah masuk kategori terkonfirmasi, suspek atau probable.
"Sampai sekarang kondisi di Indonesia ada 15 kasus (hepatitis akut misterius). Kalau di dunia paling besar (paling banyak) ada di Inggris berjumlah 115 kasus, kemudian di Italia, Spanyol, dan juga Amerika Serikat (AS)," kata Menkes saat memberikan Keterangan Pers Bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju di Kantor Presiden Jakarta, Senin(9/5/2022).
Menkes dalam paparannya menjelaskan pemerintah Indonesia langsung bergerak sesudah empat hari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) di Eropa atau tepatnya pada 27 April 2022.
Saat itu lanjut Menkes pihaknya langsung menerbitkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit dan Dinas Kesehatan agar terus melakukan monitoring dan surveillance.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, adanya outbreak (Kejadian Luar Biasa/KLB) hepatitis akut pada tanggal 23 April 2022 di Eropa," kata Menkes.
GridPop.ID (*)
Source | : | tribunkesehatan,Kompascom |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar