GridPop.ID - Duka atas kepergian anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril masih terasa.
Banyak kenangan tentang Eril yang tak bisa dengan mudah dilupakan begitu saja.
Apalagi bagi keluarga yang tinggal satu atap dengan almarhum.
Melansir Sripoku.com, diketahui bahwa Eril tak tinggal serumah dengan Ridwan Kamil di rumah dinas.
Tapi pemuda berusia 22 tahun itu menetap di rumah pribadi sang ayah lantaran sedang menyelesaikan kuliahnya.
Setelah kepergian putra sulung Ridwan Kamil, mencuat video yang menunjukkan tentang kondisi kamar Eril.
Ya, nampak kamar Eril tertata dengan begitu rapi.
Terlihat ruang istirahat tersebut dicat dengan warna kecoklatan hingga membuatnya begitu estetik.
Adapun sprei kasurnya bernuansa keabuan.
Ruangan tersebut bak masih menyimpan kenangan atas mendiang sewaktu masih ada.
Sontak saja video tersebut banjir komentar bernada sendu dari netizen.
"Ga bisa kebayang gimana suasana hati orangtua beserta adik-adik Eril pasti kehilangan," Tulis netizen .
"Kok liat ginian aja sedih sih gue miwang lagi, " Tulis netizen.
"Koyok hotel kamarnya, walau pun ya Allah nyesek amat sih lihatnya sedih, " Timpal netizen lain.
Sementara itu, kesedihan juga dirasakan sosok terdekat Eril.
Ia adalah Hendar Zaehanan yang sudah bertahun-tahun menjadi asisten Eril.
Melansir GridHot.ID, Hendar bahkan kerap menangis jika mengingat kenangan bersama Eril.
Hal itu ia ungkap saat jenazah Eril belum ditemukan.
Terlebih saat ia naik ke kamar Eril, hatinya begitu nelangsa kala melihat suasananya.
"Saya kalau naik ke atas, ke kamar.
Suka meneteskan air mata, karena teringat.
Sepi, ingat beliau.
Ada berita di tv, suka nangis," imbuh Hendar Zaehanan.
Kendati demikian, ia tak bisa berbuat banyak dan hanya memperbanyak doa untuk Eril.
"Saya berdoa setiap malam, setiap solat, saya berdoa semoga Aa Eril ditemukan sehat walafiat.
Tetapi kalau Allah berkehendak lain, saya terima.
Apapun keadaannya, Aa tetap harus ketemu," kata Hendar.
GridPop.ID (*)
Source | : | Sripoku.com,GridHot.ID |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar