GridPop.ID - Beberapa waktu belakangan ini grup musik Kasidah Nasida Ria jadi perbincangan publik usai tampil di sebuah acara musik di Jerman.
Lama tak terdengar kabarnya, grup musik lawas ini muncul dengan kabar yang membanggakan.
Nasida Ria manggung di Jerman pada acara musik Dokumenta di Kassel Jerman dan membawakan salah satu hits andalannya "Perdamaian".
Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @nasidariasemarang, Selasa (21/6/2022), Nasida Ria mengunggah video penampilan mereka yang manggung di Jerman dengan menggunakan pakaian seragam warna hitam-kuning.
Sebagai grup qasidah legendaris, Nasida Ria yang manggung di Jerman tentu saja membawakan lagu qasidah.
Ada yang berbahasa Indonesia, dan ada pula yang berbahasa Arab.
Penontonnya pun bukan hanya dari kalangan masyarakat tanah air, tapi banyak pula masyarakat setempat yang hadir untuk menyaksikan penampilan mereka.
Entah mengerti atau tidak dengan lagu yang dibawakan Nasida Ria, penonton terlihat menikmati dengan berjoget.
Lantas, siapa sebenarnya Nasida Ria, dan bagaimana kiprahnya di industri musik Indonesia?
Dilansir Kompas.com, Nasida Ria dikenal sebagai grup musik kasidah modern yang melegenda di Indonesia.
Dicuplik dari sebuah jurnal penelitian dari Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), grup musik ini lahir pada tahun 1975 di daerah kauman yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah.
H. Muhammad Zain beserta sang istri Hj. Mudrikah Zain adalah orang di balik keberadaan grup musik perempuan ini.
Mereka membentuk Nasida Ria dengan misi untuk berdakwah atau menyebarkan ajaran Islam dan menyebarkan kebaikan melalui musik.
Tak heran, lagu-lagu yang dibawakan Nasida Ria semuanya memiliki pesan kebaikan yang juga diajarkan dalam agama.
Sebut saja "Jangan Main Cerai", "Kota Santri", "Surga Di Telapak Kaki Ibu", dan lain-lain.
Beragam penghargaan pun berhasil mereka kumpulkan. Di awal pembentukannya, Muhammad Zain mengumpulkan 8 orang siswanya dan sang istri untuk membentuk grup kasidah.
Kesembilan anggota grup itu adalah: Rien Jamain, Musyarofah, Umi Kholifah, Nur Ain, Nunung, Mutoharoh, Alfiyah, Kudriyah, Hj. Mudrikah zain.
Tak hanya menyoal syarat agama dan kebaikan, Nasida Ria juga memiliki sederet lagu yang liriknya berisi kritik sosial.
Nama Nasida Ria sendiri berasal dari kata "Nasyid" yang berarti lagu-lagu atau nyanyian dan kata "Ria" yang artinya gembira atau bersenang-senang.
Di bawah pimpinan H. Malik Zain, Nasida Ria terus bersinar di industri musik Tanah Air hingga tahun 2000-an dengan penuh kegembiraan.
Sisi gembira itu salah satunya ditunjukkan dengan nuansa semarak dari kostum atau seragam yang mereka kenakan saat tampil di atas panggung.
Baju berwarna dan tetap berpedoman pada syariat Islam adalah ciri khas Nasida Ria hingga saat ini.
Diakui personilnya, nama Nasida Ria mulai mencuat setelah gelaran MTQ di Bandar Lampung pada 1975.
Pada awal masa terbentuk, Nasida Ria belum lah memiliki album sendiri. Album pertama mereka baru selesai di tahun 1978 dengan judul Alabaladil Mahbub.
Nasida Ria pun menandatangani kontrak dengan label Ira Puspita Record.
Semua anggota yang merupakan perempuan, lagu berisi pesan yang bisa diterima semua kalangan, dan nada yang mudah diingat, Nasida Ria pun menjadi primadona pada masa itu.
Kerap manggung di luar negeri Penampilannya di Jerman kali ini sesungguhnya bukan hal yang baru.
Pasalnya, mereka sudah kerap tampil di berbagai negara sejak puluhan tahun yang lalu.
Misalnya pada tahun 1988, Nasida Ria tampil di Malaysia untuk memeringati perayaan jatuhnya 1 Muharram.
Kemudian pada 1994, mereka turut tampil di Berlin, Jerman pada acara festival musik Islam internasional bernama Die Garten des Islam, dan 1996 pada Festival Heimatklange.
Di bawah pimpinan H. Malik Zain, Nasida Ria terus bersinar di industri musik Tanah Air hingga tahun 2000-an.
Sayangnya, gempuran musik berbagai aliran dari barat dan modern yang masuk ke Indonesia secara perlahan menenggelamkan nama besar Nasida Ria. Meski begitu, kelompok musik itu tidak lantas putus asa.
Mereka terus mencoba untuk bertahan, bangkit, dan selalu berkarya.
Terbukti, hingga hari ini Nasida Ria menjadi salah satu kelompok musik yang berhasil bertahan dengan genre khasnya dan melalui dinamika industri musik yang ada, di antara banyaknya kelompok musik yang berakhir bubar.
Meski genrenya adalah kasidah dan berasal dari tahun 70-an, Nasida Ria juga pernah tampil dalam acara musik masa kini seperti RRREC fest (2016), Holy market (2017), dan Syncronize Fest (2018 dan 2019).
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Grid.ID |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar