GridPop.ID - Perhiasan, khususnya cincin, telah lama digunakan sebagai simbol untuk sebuah acara lamaran.
Namaun berbeda dengan kisah viral yang satu ini, wanita ini dilamar bukan dengan cincin melainkan sebuah gelang.
Tak tanggung-tanggung, gelang tersebut dibanderol harga RM17.000 atau sekitar Rp 57 juta.
Dilansir dari Tribun Trends, wanita yang bernama Fieza Jolie itu baru saja dilamar pada 10 Juni 2022 lalu.
Fieza menggelar lamaran di kediaman keluarganya di Johor Bahru, Johor, Malaysia.
"Sebenarnya urusan acara pertunangan ini tanpa sepengetahuan saya.
Tunangan hanya berdiskusi dengan keluarga," ujar Fieza seperti dikutip dari Mstar.
"Pihak keluarga lelaki ada menyebut gelang. Saya tanya gelang untuk apa? Saya kata tak usah repot-repot," imbuhnya.
Fieza tak menampik dirinya terkejut mendapat gelang saat lamaran.
"Memang saya terkejut dapat gelang untuk tunangan, jika tahu harganya RM17.000 tu tak tahu nak kata apa pujian," tuturnya.
Di sisi lain, Fieza juga tak menyangka dirinya telah bertunangan.
Fieza merasa gugup karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang istri.
"Saya lebih terkejut pada diri sendiri. Beneran nih saya bertunangan?
Akan menikah, akan jadi hak orang ada seseorang yang akan jaga saya," katanya.
Sebelum bertunangan, Fieza mengungkapkan kekasihnya sempat memberi cincin untuknya.
Cincin itu sebagai tanda keseriusannya.
Saat acara lamaran, Fieza mengaku baru pertama kali bertemu dengan ibunda kekasihnya.
Selama ini keduanya hanya berkomunikasi lewat telepon dan chat.
Sebagai informasi tambahan, melansir Kompas.com dari buku Biographical Dictionary of the Italians (1993) karya Francois Bougard, penggunaan cincin untuk acara sakral baru muncul sekitar 860 Masehi.
Kala itu, Paus Nicholas I dari Gereja Katolik Roma membuat peraturan pernikahan yang revolusioner untuk menekan perselingkuhan.
Ia mewajibkan pria yang hendak menikah untuk memberikan cincin tunangan dari emas yang mahal kepada perempuan.
Dengan demikian, pria akan menganggap pernikahan sebagai hal yang sakral dan serius.
Sementara itu, dilansir dari laman American Gem Society, antropolog percaya bahwa tradisi pemberian cincin berakar dari kebiasaan bangsa Romawi.
Pada masa itu, para istri mengenakan cincin untuk menunjukkan bahwa mereka telah memiliki suami.
Pemilihan cincin, termasuk cincin berlian, sebagai pengikat juga tak lepas dari bentuknya yang bundar dan tak memiliki ujung.
Hal ini dianggap sempurna untuk menyimbolkan sebuah siklus yang abadi dan tiada akhir dalam sebuah hubungan.
Oleh sebab itu, cincin kerap dipilih pasangan sebagai pengikat untuk melangkah ke jenjang yang serius, seperti tunangan dan perkawinan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar