GridPop.ID - Momen Idul Adha baru-baru ini, banyak beredar video seputar hewan kurban, baik sapi maupun kambing.
Dari video seputar hewan kurban, ada salah satu video cukup menarik perhatian banyak orang yakni video sapi mengeluarkan air mata seperti menangis sebelum disembelih.
Banyak yang akhirnya mengait-ngaitkan sapi mengeluarkan air mata dengan air mata kesedihan.
Lantas benarkah sapi mengeluarkan air mata tanda emosi atau sedih saat akan disembelih?
Dilansir dari Kompas.com, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Slamet Raharjo menjelaskan, air mata pada sapi yang akan disembelih tidak ada kaitannya dengan air mata kesedihan.
Menurut Slamet, air mata itu bisa berasal dari proses pengiriman si sapi dari penjual ke pembeli, atau dari pembeli ke lokasi penyembelihan menggunakan kendaraan.
"Air mata pada sapi kurban biasanya akibat saat transportasi terpapar asap, debu, dan lain-lain.
Itu respon fisiologis, pertahanan tubuh untuk membuang benda-benda halus yang menempel pada mata," jelas Slamet kepada Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).
Sebaliknya, sapi yang tidak dikirimkan menggunakan transportasi, biasanya tidak akan mengeluarkan air mata.
Sebelum disembelih, apakah sapi bisa merasakan emosi dan menunjukkannya dalam bentuk "menangis"?
Terkait hal itu, Slamet menjawab bahwa anggapan sapi mengeluarkan air mata karena sedih atau tahu akan disembelih adalah tidak benar.
"Secara psikologis tidak ada.
Sapi kalau secara psikologis terancam justru jadi beringas, bukan menangis," ujar dia.
Karena itu menurutnya tidak benar jika ada yang menganggap sapi mengeluarkan air mata, karena sedih akan disembelih.
Menurut Slamet, menangis pada hewan yang merupakan ekspresi dari kondisi psikologisnya hanya bisa ditemukan pada hewan-hewan primata, seperti kera, monyet, atau orangutan.
"Beberapa hewan seperti primata dikenal psikologis menangis, tapi pada sapi tidak dikenal psikologis menangis,
bahkan ketika misal tubuhnya kesakitan pun tidak ada tanda-tanda menangis seperti pada primata," jelas Slamet.
Dilansir dari Tribun Jogja, saat menyembelih hewan kurban, seminimal mungkin hindarkan hewan yang akan disembelih, baik sapi maupun kambing dalam keadaan stres.
Hal tersebut dapat menyebabkan kualitas daging menjadi turun.
Nanung Danar Dono, Ketua Halal Center UGM menjelaskan, untuk mendapatkan daging yang berkualitas dan memenuhi syariat Islam pada saat Hari Raya Kurban, proses sebelum dilakukan penyembelihan juga harus diperhatikan, baik pemilihan pisau untuk menyembelih dan kondisi tubuh hewan, terutama kesehatan.
"Amati keadaan visual, seperti postur, keadaan wajah, khususnya mata, lubang hidung, kulit serta saluran reproduksi. Pisau yang disembelih juga harus tajam, karena kalau tumpul maupun bergerigi, hal tersebut akan membuat hewan mati karena kesakitan, bukan karena disembelih," terangnya saat memberikan materi Penyembelihan Hewan Kurban dan Penanganan Daging Kurban yang Higienis yang diselenggarakan di Auditorium Fakultas Peternakan UGM pada Selasa (30/7/2019).
Selain itu, pengistirahatan hewan pada saat akan disembelih juga sangat penting, dimana ketika hewan disembelih dalam keadaan stres, maka akan menurunkan kualitas daging, seperti rasanya menjadi asam dan alot.
Bukan hanya itu, mempuasakan hewan juga perlu dilakukan untuk menjaga agar hewan tersebut tidak beringas dan penanganan akan lebih mudah.
Selain itu, mempuasakan akan mengurangi isi rumen (perut).
"Yang paling penting saat akan menyembelih sapi pada saat hari Raya Kurban, jangan perlihatkan darah atau temannya yang sedang disembelih maupun dikuliti.
Kalau sapi stres, bisa mengamuk. Ketika ekor sapi dikipas-kipaskan dengan kuat tandanya stres. Kalau semisal sapi itu lepas, maka semua ikut mengejar bisa tambah stres," terangnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Jogja,Tribun Trends |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar