GridPop.ID - Kasus dugaan kekerasan seksual dengan terdakwa Julianto Eka Putra alias JE mengungkap fakta menghebohkan.
Korban mulai bermunculan membongkar satu per satu kebusukan JE selaku motivator sekaligus pendiri Sekolah Selamat Pagi Indonesia.
Melansir Kompas.tv, diberitakan sebelumnya bahwa JE akhirnya ditahan usai hakim mengeluarkan surat perintah penahanan pada, Senin (12/7/2022).
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, sejak April lalu sudah meminta izin Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Malang untuk menahan terdakwa Julianto, karena ia bebas mengintimidasi sejumlah siswa SMA Selamat Pagi Indonesia, yang menjadi saksi korban kejahatan seksualnya.
Diduga JE melakukan kekerasan seksual terhadap 21 siswi di sekolah yang ia dirikan.
Kini satu per satu korban akhirnya berani muncul dan membongkar pengakuan mengejutkan.
Melansir Tribun Medan, korban ada yang mengaku dilucuti setengah pakaian, diminta melepas pakaian dan memegang area sensitif hingga diperkosa terdakwa.
Korban ada juga yang mengaku sudah menerima perlakuan tak pantas dari JE sejak 2009.
Seorang korban yang merupakan alumnus SPI angkatan kedua tahun 2008 menceritakan apa yang dialaminya selama ini.
"Aku keep (simpan) sendiri, tidak cerita juga ke orang tua sama sekali," ungkap salah seorang korban dikutip Serambinews.com dari tayangan YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Senin (18/7/2022).
Diakui korban, JE sudah memperkosanya sebanyak 15 kali mulai dari tahun 2009 hingga 2018.
Pada akhirnya korban tak kuat lagi dan memberanikan diri untuk melapor pada pihak berwajib agar JE mendapat hukuman seadil mungkin.
Para korban mulai mengungkap satu sama lain jika mereka pernah dilecehkan JE kala beredar rekaman CCTV aksi bejat terdakwa.
Dalam rekaman yang beredar, JE terekam membawa salah satu timnya masuk ke dalam kamar hotel lalu diduga melakukan perbuatan asusila.
"Sampai saat ini saya tidak pernah melakukan dengan orang lain kecuali sama dia," ungkapnya.
Korban lain yang merupakan bagian divisi marketing JE menceritakan kejadian yang dialaminya ketika berada di kediaman JE di Citraland Surabaya pada 2017.
Kala itu korban tengah bertugas sebagai marketing bersama salah satu kakak kelasnya ke sejumlah sekolah yang ada di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo tiap hari Senin hingga Jumat.
Tapi saat Sabtu-Minggu yang seharusnya korban kembali ke Kota Batu, justru dicegah oleh JE dengan dalih hendak mengembangkan diri mereka.
"Koko pengen mengembangkan kamu, jadi kamu di sini dulu ya," ucap korban menirukan JE.
Guna meyakinkan perkataannya, JE menghubungi seorang pembina yang meminta agar korban tetap tinggal bersamanya.
Tapi, korban justru diajak jalan-jalan dan saat Maghrib tiba ia diminta naik ke kamar JE.
Awalnya JE memberi motivasi seputar dunia marketing di balkon kamarnya.
"Saat itu saya merasa, ini mungkin kasih sayang (yang tertunda) seorang ayah terhadap anak. Kebetulan saya anak yatim," ungkap korban.
Sayangnya, pikiran positif korban salah besar lantaran terdakwa malah memeluk hingga mengecup korban.
"Nah saat itu saya dipeluk, saya dicium pipi kiri, kanan dan kening. Lama setelah itu, ada pembantunya JE ini masuk. Itu pelukan langsung dihempas kayak gitu," kenangnya.
"Langsung saya ditarik untuk sembunyi di tempat yang agak gelap biar gak ketahuan," ungkapnya lagi.
Kejadian serupa terjadi lagi saat roadshow ke Semarang, dimana semua tim dikumpulkan di sebuah hotel dan diberi motivasi hingga sekitar pukul 12 atau 1 malam.
Kala pemberian motivasi selesai, seluruh tim diminta untuk keluar kecuali korban.
Korban lalu masuk ke dalam kamar JE dengan posisi terdakwa hanya mengenakan celana pendek dan singlet.
Meski awalnya diajak mengobrol soal motivasi lagi, tapi tatapan JE tak lagi fokus dan korban merasa pria itu tengah diburu nafsu.
JE kemudian memeluk dan mencium pipi kiri, kanan, dan kening serta dada korban ditempel ke dada JE hingga pria itu mendesah.
"Saya cuma bisa merem dan panas dingin. Kok bisa gini," ungkap korban.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Medan,Kompas.tv |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar