Namun, keluarga Brigadir Yosua Hutabarat di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Jambi, tak dapat menyaksikan siaran langsung tersebut.
Musababnya, aliran listrik PLN padam mulai pagi hingga malam sehingga mereka tidak bisa menyalakan televisi.
Aliran listrik PLN padam di wilayah tersebut terjadi sejak Selasa pagi sebelum jam 10 pagi. Tidak ada penjelasan mengapa aliran listrik PLN padam.
Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua hanya bisa menunggu kabar dan sesekali menyaksikan tayangan melalui kanal Youtube.
Secara keseluruhan ia hanya menunggu kabar dan informasi terbaru. Ia berharap agar rekonstruksi ulang ini dapat berjalan dengan baik.
"Harapannya agar rekonstruksi ini bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan BAP atau pernyataan para tersangka kepada kepolisian," ucap Samuel dikutip dari TribunJambi.com.
Sementara itu Ibu Brigadir Yosua, Rosti Simanjuntak berada di dalam rumah untuk menenangkan diri. Samuel melarang Rosti menyaksikan rekonstruksi.
Sebagai informasi dilansir dari Tribunnews.com, 10 Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadiri kegiatan proses rekonstruksi pembunuhan Brigadir J.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, mengatakan seluruh jaksa tersebut akan memantau satu per satu adegan rekonstruksi.
"Jadi nanti yang hadiri dalam kegiatan rekonstruksi ini selain lima tersangka didampingi pengacaranya dan juga 10 dari JPU yang akan melihat bagaimana adegan per adegan," ujarnya di rumah Ferdy Sambo, di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa.
Dedi berujar, kegiatan rekonstruksi ini juga dihadiri oleh pengawas eksternal, seperti Komnas HAM hingga Kompolnas.
Source | : | Tribunnews.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar