GridPop.ID - Keputusan pihak kepolisian tidak menahan Putri Candrawathi menuai berbagai komentar dan kritikan.
Salah satunya seorang pakar psikolog forensik Reza Indragiri Amriel yang menyinggung alasan Putri Candrawathi agar tidak ditahan.
Selain menyinggung perihal alasan sakit, Reza juga sikap tidak kooperatif Putri Candrawathi ketika diperiksa penyidik.
Dilansir dari Kompas.com, Putri Candrawathi telah selesai diperiksa oleh penyidik Direktoran Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J pada Rabu (31/8/2022).
Dalam pemeriksaan itu, Putri memohon kepada polisi agar tidak ditahan.
"Kami sudah mengajukan permohonan untuk tidak dilakukan penahanan, karena alasan-alasan sesuai Pasal 31 ayat 1 KUHAP itu kita boleh mengajukan permohonan itu. Dan kita mengajukan karena alasan kemanusiaan," ujar pengacara keluarga Sambo, Arman Hanis, saat ditemui di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2022) malam.
Arman menjelaskan, Putri Candrawathi memiliki anak yang masih kecil. Selain itu, kondisi Putri saat ini tidak stabil.
Dengan demikian, pihaknya memohon Putri tidak ditahan oleh Bareskrim.
"Tetapi, diberikan wajib lapor dua kali seminggu," ucapnya.
Arman mengatakan, permohonan istri Sambo tersebut dikabulkan oleh penyidik Bareskrim Polri dengan alasan kemanusiaan.
Terkait hal tersebut, psikolog forensik Reza Indragiri Amriel lantas buka suara.
Dilansir dari Tribun Jatim, ia menyatakan kebingungannya terkait situasi Putri Candrawathi yang sebelumnya tak kunjung ditahan dengan alasan kesehatan.
Reza menjabarkan beberapa penjelasan dalam dialog Sapa Indonesia Pagi di KOMPAS TV, Kamis (1/9/2022).
Awalnya, ia menyebut proses hukum memang mengharuskan terperiksa dalam kondisi sehat.
"Jadi andaikan PC memang sungguh-sungguh sakit, sudah sepatutnya diberi kesempatan pada yang bersangkutan untuk rehat, agar lekas sembuh, sehingga bisa mengikuti proses ke tahap hukum berikutnya," kata Reza.
"Kita bicara tentang seseorang yang mengeklaim sakit, dan pada saat yang sama sedang bermasalah dengan hukum," ucapnya.
"Saya punya alasan untuk mengatakan, adakah kemungkinan orang yang bermasalah dengan hukum, termasuk PC, sedang sakit sungguhan atau sedang memainkan akting sakit?" kata Reza.
Menurutnya, terdapat kemungkinan rekayasa berencana terhadap kondisi fisik maupun psikis, untuk mendapat manfaat atau tujuan hukum tertentu.
"Kenapa kalau Ibu PC sungguh-sungguh sakit, dia kooperatif ketika diperiksa pihak tertentu, tetapi tidak kooperatif diperiksa pihak lain, khususnya ketika diperiksa Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), yang notabene akan memberi perlidungan kepada yang bersangkutan," kata Reza.
"Sederhana saja bagi kita untuk bernalar, kalau memang yang bersangkutan sakit, butuh pertolongan, semestinya pintu akan dibuka selapang-lapangnya untuk LPSK," ucapnya.
Bagi Reza, yang membuat publik berprasangka adalah situasi di mana PC terkesan kadang-kadang sakit, kadang-kadang tidak sakit.
"Sekali lagi apakah ini pura-pura sakit, atau sungguh-sungguh sakit?" katanya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar