GridPop.ID - Komunitas ini bisa dibilang tak lazim.
Bagaimana tidak, anggota komunitas mengutamakan penampilan dan tak mempedulikan mereka tinggal di kawasan kumuh.
Melansir intisarionline.com, komunitas ini dikenal dengan nama Sapeur, La Sape, atau Sapology Societe des Ambianceurs et des Personnes Elegantes (Society of Tastemakers dan Elegant People).
Mereka berbasis di kawasan kumuh Republik Kongo, di kota Brazzaville.
Mereka biasa berkumpul dalam balutan pakaian branded, memakai tongkat, dan merokok cerutu di jalan-jalan.
Biasanya, pakaian yang dikenakan nampak berwarna-warni.
Bahkan sekelas dengan orang-orang kelas atas seperti Guci, Luis Vuitton, Balenciaga, dll.
Mereka yang mengidolakan gaya fashion tertinggi ternyata berharap dengan kehidupan yang lebih baik.
Cara hidup pada Sapeur merupakan bagian dari apa yang mereka sebut “ilmu biologi” yang tidak dapat ditegaskan sebagai agama, aliran pemikiran atau gerakan politik.
Praktek sapologi adalah suatu bentuk pelarian, yang oleh banyak pengamat dikatakan memungkinkan mereka untuk melupakan kemiskinan yang melumpuhkan dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Adapun jas dan cerutu merupakan simbol kemewahan dan kekayaan.
Source | : | intisarionline.com,Kompas.tv |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar