1. Menimbulkan bau tidak sedap
Salah satu hal yang paling mudah disadari saat kebanyakan makan jengkol adalah timbulnya bau tidak sedap dari mulut saat bernapas, keringat, feses, serta urin.
Untungnya, bau tak sedap ini dapat diatasi dengan membersihkan tubuh dengan peralatan mandi yang mengandung wewangian, seperti pasta gigi, obat kumur, sabun, dan deodoran.
Bau tak sedap pada urin juga dapat dikurangi dengan cara membilas kemaluan sebelum dan setelah kencing dengan air yang cukup.
Cairan pembersih juga bisa digunakan jika diperlukan.
2. Gangguan fungsi ginjal
Kandungan nitrogen dalam jengkol cukup tinggi, sehingga bisa mengganggu fungsi ginjal.
Ini disebabkan karena jengkol mengandung asam jengkolat, asam yang sulit larut dalam air karena memiliki pH asam dan dapat menyababkan kristal jengkolat yang bisa mengganggu saluran kemih dengan penyakit kencing batu dan gangguan ginjal lainnya.
3. Merusak hati, jantung, paru, dan pankreas
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PubMed.gov mengamati efek pemberian ekstrak asam jengkolat pada tikus.
Hasilnya, meskipun jengkol menunjukkan efek menguntungkan pada paru-paru dan pankreas tikus dengan diabetes, jengkol dapat menyebabkan hipertrofi (pembesaran otot) dan lesi (keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh) pada jantung, ginjal, hati, paru-paru dan pankreas tikus normal.
Baca Juga: Harga Sembako Murah Jadi Incaran Ibu-ibu di Madiun, Rela Antri Demi Dapat Telur Rp 19 Ribu per Kilo!
Source | : | Kompas.com,tribunkesehatan |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar