Baca Juga: NGERI! 4 Generasi Lakoni Inses, Kondisi Anak-anak yang Dilahirkan Mayoritas Cacat, Begini Kisahnya
Keluarga ini begitu tertutup dan tak ada yang mengetahui darimana mereka berasal.
Pun anggota keluarga ini tak ada yang mengungkap soal asal-usul mereka lantaran keterbatasan komunikasi.
Laita menemukan sebuah hipotesis yang disimpulkan tentang adanya efek perkawinan sedarah yang terjadi dalam keluarga Whitaker.
Hipotesis ini didasari dari efek dan pola tradisi perkawinan sedarah yang umum terjadi di wilayah Virginia Barat.
"Banyak laporan mengungkap bahwa keturunan inbrida—perkawinan sedarah—menderita cacat kognitif, gangguan fungsi paru-paru, penyakit jantung, dan rentan terhadap penyakit lain. Anak-anak inbrida berisiko mengalami kelainan genetik resesif," kata dia.
Risiko Perkawinan Sedarah
Banyak ilmuwan dan dokter yang mengonfirmasi bahwa perkawinan sedarah membuat keturunannya berisiko lebih besar mengalami cacat bawaan dan penyakit genetik.
Keluarga Whitaker hidup di bawah penderitaan yang menyedihkan akibat kecacatan yang dialami.
Kehidupan mereka diliputi pola kebiasaan hidup yang mengerikan.
"Keluarga itu tinggal di rumah jompo tidak terawat, membuat video merasa menyedihkan," tulis Kate Marina kepada The Netline dalam artikel The Whitaker family inbred story: Inbreeding may have caused the family’s health defects terbitan 5 Januari 2022.
Aggota keluarga Whitaker disebut tak mampu bekerja dengan kondisi fisik dan mental tersebut.
"Kami menduga bahwa keluarga tersebut berjuang untuk bertahan hidup," imbuhnya.
Karena kondisi ini, Laita merasa iba dan menawarkan makanan serta uang pada keluarga Whitaker.
Hal tersebut yang turut membuat tetangga Whitaker menerima Laita dengan baik.
Akan tetapi, tak ada hasil yang mampu mengungkap tentang kebenaran sosok Whitaker yang diduga melakukan inses.
Dunia mengalami kesulitan dalam melanjutkan penyelidikan ini akibat keluarga tersebut yang begitu tertutup.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar