GridPop.ID - Harga sembako telur ayam ras masih tinggi di kisaran Rp 28 ribu per kilogramnya.
Melansir dari Kompas.com, kenaiakan harga ini terjadi sejak Agustus 2022 lalu.
"Pada kelompok bahan makanan kan di Agustus ini masih deflasi ya. Sementara ada 2 komoditas yaitu beras dan telur ayam ras ini yang mengalami inflasi di Agustus 2022," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (1/9/2022).
Namun di antara komoditas yang mengalami kenaikan harga tersebut, BPS paling mencermati pergerakan harga beras dan telur ayam ras.
Tidak heran jika belakangan ini harga telur jadi perhatian publik karena harganya tak kunjung normal.
Berdasarkan data Pusat informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam ras saat ini Rp 28.400 per kilogram (kg).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan penyebab kenaikan harga telur karena ada keseimbangan harga baru yaitu Rp 27.000 per kg.
"Karena, selisih antara farm gate dengan masyarakat yaitu Rp. 4.000 - 5.000. Jangan sampai kita tekan harga ayamnya, kemudian peternak demo di depan istana seperti kemarin," jelas Arief dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari Kontan.co.id, Minggu (30/10).
Arief menjelaskan pemerintah telah menetapkan keseimbangan hulu - hilir pangan melalui penetapan Harga Acuan Pembelian atau penjualan (HAP) jagung, telur dan ayam.
Saat ini, harga jagung pipil kering dengan kadar air 15% di tingkat petani ditetapkan Rp 4.200 per kg.
Kemudian di distribusikan ke peternak dengan harga Rp 5.000 per kg.
Sementara, harga telur ayam ras di tingkat peternak saat ini sebesar Rp 22.000-Rp 24.000 per kg.
"Ini harga yang fair di tingkat petani. Sehingga petani tidak kapok menanam jagung dan peternak tidak kapok melakukan kegiatan ternak baik telur maupun boiler. Dan masyarakatnya mendapatkan keseimbangan harga yang baik," terang Arief.
Sebelumnya, ada kenaikan harga telur hingga Rp 32.000 per kg.
Menurut Arief, hal ini karena ada kenaikan permintaan di sentra produksi telur di Blitar.
Namun pihaknya sudah melakukan intervensi seperti operasi pasar hingga memberi pasokan pakan cukup di sentra produksi.
"Setelah melakukan intervensi, kemudian beberapa hari selanjutnya sudah signifikan kita kembalikan harganya," terang Arief.
Baca Juga: Saat Harga Sembako Cabai Turun, Petani Menjerit karena Harga Pupuk Mahal, Susah Dapat Subsidi
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Arif B |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar