GridPop.ID - Kuat Maruf kembali dihadirkan menjadi saksi dengan terdakwa Bharada E dalam sidang yang digelar pada Senin (15/11/2022).
Dalam sidang tersebut Kuat Maruf menceritakan tentang peristiwa yang terjadi di rumah Ferdy Sambo yang berada di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam keasksiannya Kuat Maruf bercerita tentang kondisi Putri Candrawathi.
Ia menerangkan jika Putri Candrawathi menangis seperti ketakutan dan memohon padanya untuk tidak ditinggalkan sendiri.
“Setelah itu melek Ibu langsung menangis, Ibu menangis langsung kayak ketakutan seperti itu, HP mana, HP mana HP, mana Ricky, mana Ricky, waktu itu ngomong begitu."
"Saya tanya, ibu langsung ketakutan, at (Kuat) jangan tinggalin Ibu, jangan tinggalin Ibu, ngomong gitu,” ucap Kuat Ma’ruf dikutip dari Tribunnews.com.
Kuat Maruf menerangkan saat itu Putri Candrawathi terlihat gemetaran saat ingin menghubungi Bripka RR.
“Mana HP (Kata Putri Candrawathi), mana HP, saya kasihkan HP Ibu yang ada di Kasur, Ibu megang HP tapi gemetaran tangan Ibu, ini telpon Ricky, telpon Ricky,” kata Kuat Maruf.
“Saya ambil lagi HP-nya Ibu, saya baru nyari nama Ricky, baru R itu, ini almarhum Yosua manggil-manggil saya lagi, saya dengar,” tambahnya.
Sedang menemani Putri Candrawathi, Kuat mendengar Yosua memanggil dirinya.
Ia pun turun dan sempat bertanya pada almarhum.
“Saya turun, saya tanyakan lagi (ke Yosua), sudah dekat saya tanyakan lagi, Om saya bilang begitu, Ibu lo apain, akhirnya saya ngomong begitu, dia lari lagi, akhirnya saya teriak, sudah kamu jelasin saja ke Ricky deh,” ujar Kuat Maruf.
Selanjutnya dalam sidang tersebut, Kuat Maruf juga mengakui dirinya diminta berbohong oleh Ferdy Sambo.
Kuat mengatakan, Ferdy Sambo memintanya untuk berbohong ketika pertama kali diperiksa di Provos Mabes Polri, 8 Juli 2022 lalu.
"Pak Sambo bilang ke saya, 'Wat, kamu tadi cerita apa waktu diperiksa?' 'Saya baru cerita yang di Magelang Pak, tapi baru separuh'," ungkap Kuat menirukan percakapannya dengan Sambo dikutip dari Kompas.com.
Kuat menjelaskan bahwa setelah menemuinya di kantor Provos itu, Sambo yang merupakan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu meminta untuk tidak berkata sebagaimana mestinya.
"Kata Pak Sambo, 'oh gitu, sudah enggak usah, Wat. Kamu tadi sebelum saya datang ngapain?' Saya habis tutup-tutup pintu Pak. Habis tutup balkon, saya baru ketemu Bapak di dapur'," papar Kuat menirukan percakapannya.
"'Sudah kamu bilang saja lagi di balkon, ada suara tembakan kamu tiarap jadi kamu enggak tahu ada suara tembakan di bawah. Jelas ya'," lanjut Kuat menirukan perintah Sambo.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar