GridPop.ID - Dugaan kasus perkosaan yang dilakukan oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J terhadap Putri Candrawathi dinilai tidak relevan.
Psikolog Poppy Amalya mengomentari cara menangis Putri Candrawathi tidak seperti korban pemerkosaan.
Tangisan Putri Candrawathi dinilai psikolog Poppy Amalya tidak sungguh-sungguh terjadi dugaan perkosaan oleh Brigadir J.
Sebagaimana diketahui, Putri kini berstatus sebagai terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Dalam sidang pada Senin (12/12/2022) lalu Putri mengakui bahwa ia telah diperkosa, diancam, dan mendapatkan kekerasan fisik dari Yosua di rumahnya di Magelang, pada Kamis (7/7/2022).
“Mohon maaf, Yang Mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan penganiayaan membanting saya tiga kali ke bawah itu yang memang benar-benar terjadi,” tutur Putri dilansir dari Kompas.com.
Sementara itu, saat menyampaikan eksepsi, tim kuasa hukum Putri menilai jaksa penuntut umum mengabaikan keterangan psikologi forensik tentang kondisi mental Putri atas dugaan kekerasan seksual yang terjadi di rumah Magelang.
Dalam eksepsinya, Putri menyatakan, kekerasan seksual yang terjadi di Magelang sudah terkonfirmasi berdasarkan beberapa bukti.
Bukti yang pertama adalah keterangan Putri yang telah disampaikan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) tanggal 26 Agustus 2022.
Lalu, hasil pemeriksaan psikologi forensik Nomor 056/EHPPF/APSIFOR/IX/2022 tertanggal 6 September 2022.
Kemudian, keterangan psikolog Reni Kusumo Wardhani dalam BAP-nya tanggal 9 September 2022, dan bukti petunjuk atas bukti tidak langsung (circumstantial evidence) yang membuktikan kondisi Putri tidak berdaya di depan kamar mandi lantai 2.
Dalam pemeriksaan oleh psikolog tersebut, didapatkan informasi yang konsisten dari Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
Lebih lanjut, psikolog Poppy Amalya menilai tangisan Putri Candrawathi di depan hakim saat persidangan.
Menurutnya, seorang korban pemerkosaan biasanya akan gemetar dan menangis saat menceritakan pengalaman dirinya diperkosa.
Dilansir dari Tribun Bogor, Poppy justru tidak meihat hal itu pada rekaman saat Putri Candrawathi menceritakan momen pemerkosaan tersebut.
Melihat hal itu, Poppy Amalya pun mengungkap ekspresi yang diperlihatkan oleh Putri Candrawathi.
“Pada saat menjelaskan ini beberapa kali menunduk ekspresinya. Memang ini agak jauh, tapi kalau kita close up itu nunduk,” kata Poppy Amalya dilansir dari Youtube tvOneNews, Sabtu (17/12/2022).
Ia pun mengungkap ekspresi dan gestur yang biasanya diperlihatkan oleh korban pemerkosaan.
Baca Juga: Berantem Karena Hal Sepele, Sonny Septian Tega Turunkan Fairuz A Rafiq di Jalan
“Kalau orang diperkosa itu pasti selain nunduk pasti ngelihat lagi ke atas terus nunduk lagi. Jadi statement yang disampaikan ini bisa jadi pengalaman emosional, bisa jadi asumsi adalah malu,” jelas dia.
Poppy Amalya juga mengatakan bahwa ada kontra indikasi antara pernyataan dan pikirannya.
“Jadi antara dengan yang diucapkan dengan statement dalam pikirannya ini kontra indikasi. Kemungkinan bisa aja pengalaman emosional mengingat pengalaman tersebut, karena punya konektifitas,” tuturnya.
Namun ia mengaku heran dengan tangisan Putri Candrawathi pada persidangan tersebut.
Menurut dia, harusnya Putri Candrawathi menangis saat menceritakan perkosaan, tapi yang terlihat tidak seperti itu.
“Tapi yang herannya menangisnya ini muncul pada saat stamenet kalaupun, karena kepolisian tidak mensupport-nya, karena polisi yang memberikan penghargaan, di situ menangisnya. Justru yang saya lihat harusnya pada saat me-recall memori perkosaan atau dilecehkan itu pasti nangis, biasanya,” kata dia.
“Mungkin nangis, mungkin gemeteran, namanya pengalaman diperkosa atau dilecehkan, itu mau kejadian 10 tahun kek, itu kalau re-call sudah gemeteran loh,” kata Poppy Amalya lagi.
Namun pada Putri Candrawathi, kata dia, tangisan itu baru muncul pada kelimat berikutnya.
Yakni pada saat menjelaskan bahwa kepolisian memberikan penghargaan kepada Brigadir J.
“Menangisnya ini bukan karena kejadian, saya enggak lihat nangisnya di awal, tapi setelah kalaupun baru semuanya nangis. Berarti kesedihannya ini, bahkan sampai gemetar karena Polri itu justru memberikan penghargaan kepada Brigadir J padahal dia dilecehkan,” pungkasnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Tribun Bogor,Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar