Berbarengan dengan itu, Tiko juga tak melanjutkan sekolah atas permintaan Eny.
Slamet menambahkan, selama ini Eny menolak bantuan dari tetangga dan warga sekitar.
Ia beranggapan, penolakan tersebut karena dulu Eny merupakan orang yang berada.
"Masih menganggap masih punya tabungan.
Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu," jelas dia.
Bahkan, Slamet dan Ketua RT 06 RW 02 Kelurahan Jatinegara, Noves Haristedja, sempat ditolak ketika ingin melakukan pendataan agar Eny dan Tiko mendapat bantuan.
"Bilang enggak perlu bantuan dan tamu. Maksud saya mau pendataan karena di sini perlu bantuan. Saya mau lihat identitas. Ini tahun 2020," kata Slamet.
Bantuan untuk membersihkan rumah juga ditolak oleh Eny.
Walhasil, hingga sebelum Eny dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, kondisi rumah Eny dan Tiko tampak tak terurus.
Salah seorang warga bernama Fadly mengungkap bahwa Tiko dan Ibu Eny hanya meminta bantuan kepada tetangga tertentu semenjak mengalami kesulitan ekonomi.
"Memang dia suka minta tolong kepada orang-orang tertentu.
Source | : | Kompas.com,Bangkapos.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar