GridPop.ID - Kisah Tiko dan Ibu Eny masih terus diperbincangkan.
Tiko dan Ibu Eny merupakan penghuni rumah mewah terbengkalai di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Ya, selama 11 tahun belakangan Tiko dan Ibu Eny tinggal dalam rumah tanpa listrik dan air.
Namun, Ibu Eny kekeuh menolak menerima bantuan.
Melansir Kompas.com, Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menerangkan bahwa Eny mulai mengalami kesulitan ekonomi sejak berpisah rumah dengan sang suami pada 2010.
Sejak itu pula hidup Eny berubah 360 derajat.
Padahal dulu Eny dan Tiko tergolong dalam kategori keluarga mampu.
"Menurut Tiko sendiri, Bapaknya itu pulang kampung ke Jawa Timur.
Semenjak Bapaknya pergi itu sekitar 2010 itu, sudah lost contact," ujar Slamet, Kamis (5/1/2023).
Tiko, ujar Slamet tidak banyak mengenal saudara atau kerabat ayahnya.
Semenjak ditinggal ayahnya, Tiko dan Eny mulai mengalami kesulitan ekonomi dan hidup mereka pun tertutup dengan tetangga sekitar.
Berbarengan dengan itu, Tiko juga tak melanjutkan sekolah atas permintaan Eny.
Slamet menambahkan, selama ini Eny menolak bantuan dari tetangga dan warga sekitar.
Ia beranggapan, penolakan tersebut karena dulu Eny merupakan orang yang berada.
"Masih menganggap masih punya tabungan.
Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu," jelas dia.
Bahkan, Slamet dan Ketua RT 06 RW 02 Kelurahan Jatinegara, Noves Haristedja, sempat ditolak ketika ingin melakukan pendataan agar Eny dan Tiko mendapat bantuan.
"Bilang enggak perlu bantuan dan tamu. Maksud saya mau pendataan karena di sini perlu bantuan. Saya mau lihat identitas. Ini tahun 2020," kata Slamet.
Bantuan untuk membersihkan rumah juga ditolak oleh Eny.
Walhasil, hingga sebelum Eny dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, kondisi rumah Eny dan Tiko tampak tak terurus.
Salah seorang warga bernama Fadly mengungkap bahwa Tiko dan Ibu Eny hanya meminta bantuan kepada tetangga tertentu semenjak mengalami kesulitan ekonomi.
"Memang dia suka minta tolong kepada orang-orang tertentu.
Jadi enggak semua. Salah satunya ibu saya, keluarga saya. Jadi selang setahun bapaknya pergi itu," ujar Fadly, Kamis (5/1/2023).
Permintaan bantuan tersebut, kata Fadly disampaikan Eny kepada tetangga melalui sepucuk surat yang dititipkan kepada Tiko saat mereka mulai menjual barang-barang dan perabotan di rumahnya.
"Jadi gini, Tiko bawa surat dari ibunya. Nulis noted. 'Assalamu'alaikum Ibu haji. Ini saya butuh beras. Saya mau jual pot'. Terus ya sudah dibantu," ujar Fadly.
"Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa gorden di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya.
Saat itu mungkin Tiko masih SMP," sambungnya.
Mengutip Bangkapos.com, kehidupam Tiko dan Ibu Eny memang belakangan ini menuai sorotan.
Tiko rela sepenuh hati merawat sang ibu yang kini mengalami depresi karena ditinggal suami 11 tahun silam.
Ya, awalnya memang Tiko terlahir dari keluarga yang berada.
Tapi, sejak ayahnya memutuskan pergi dari rumah, kehidupan Tiko dan Ibu Eny berubah drastis.
Sejak itulah Ibu Eny mengalami depresi. Tiko yang mengurusnya seorang diri bahkan harus hidup tanpa air dan listrik karena tidak ada biaya.
Meski tinggal di rumah mewah, Tiko mengaku tak mau menjual rumah yang beralamat di daerah Jakarta Timur itu.
Ia pun sehari-hari sempat berjualan cilor hingga kini menjadi security kompleks perumahan setempat dengan gaji Rp 1,5 juta.
Belakangan terungkap jika Ibu Eny berada di RSJ ditemani oleh pacar Tiko, Puri.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Bangkapos.com |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar