GridPop.ID - Media sosial ramai membahas soal kebiasaan pengantar jenazah Indonesia yang dinilai ngebut hingga arogan saat menuju pemakaman.
Melansir Tribun Makassar, salah satu kejadian yang belum lama ini terjadi yakni dilakukan oleh pengantar jenazah di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Tiga remaja diamankan anggota Polsek Biringkanaya.
Ketiga pemuda tersebut sebelumnya masuk ke dalam rombongan pengantar jenazah.
Setibanya di depan Indomaret di Jl Perintis Kemerdekaan sekitar pukul 23.00 WITA, pelaku melihat korban yang melintas saat jalan sedang dihadang untuk kelancaran perjalanan mobil jenazah.
Kapolsek Biringkanaya, Kompol Andi Alimuddin mengatakan, pelaku menutup dua arah jalan saat ikut konvoi mengantar mobil ambulance.
Korban yang panik kemudian berbalik arah menuju pekarangan Indomaret.
Dari situ, pelaku langsung menyerang korban sehingga mengalami luka benjol dan memar dibagian kepala.
Pihaknya telah mengamankan ketiga pelaku berinisial MTP (16), S (22), serta MS (22).
"Saat korban sedang berjalan jalan bersama temannya menggunakan sepeda motor selanjutnya saat korban melihat rombongan pengantar jenazah yang menutup jalan dua arah korban pun panik dan masuk ke dalam Indomaret selanjutnya pelaku yang merupakan penyusup pengantar jenazah ikut masuk dan memukul korban secara beramai ramai," jelasnya saat dikonfirmasi, Senin (31/10/2022).
"Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka bengkak pada bagian kepala Selanjutnya pelapor selaku korban melaporkan kejadiannya tersebut kepihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut," tambahnya.
Baca Juga: Tampil Layaknya Perempuan Tapi Aslinya Lelaki, Ending Pemakaman Selebriti Ini Jadi Sorotan
Terkait fenomena tersebut, netizen sedang ramai membahasnya.
Mengutip Kompas.com, pembahasan tersebut diunggah oleh akun Facebook Herry Sherman dan Kinkdi Lions.
Keduanya mempertanyakan alasan pengantar jenazah kerap ngebut saat menuju ke pemakaman.
Bahkan akun pertama membandingkan dengan negara lain.
"Kenapa orang Indo setiap mengantar jenazah ke pemakaman selalu ngebut dan buru-buru. Walaupun mobil jenazah dilengkapi serine, dikawal belasan motor pakai bendera kuning yg menyetop semua kendaraan lain. Beda banget di negara lain pengantar jenazah dg kendaraan pelan dan khidmat," tulis narasi yang beredar.
Terkait hal tersebut ada penjelasan dari sosiolog.
Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menerangkan, ada satu alasan mengapa kebiasaan masyarakat Indonesia itu selalu terjadi.
Dikatakan bahwa hal itu merupakan bentuk penghormatan kepada jenazah.
"Menurut saya jenazah seyogianya memang dihormati. Terburu-buru karena ingin menghornati jenazah," ujar Bagong, ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (11/1/2023).
Kendati demikian, ada sejumlah warga yang berlebihan dan tak seharusnya dilakukan.
Apalagi jika dibarengi dengan tindakan yang membahayakan situasi jalan.
"Dan dibarengi dengan tindakan arogan memukul kendaraan lain yang tidak mau mengalah," tandasnya.
Perlu diketahui bahwa sebenarnya ada sejumlah kendaraan prioritas di jalan raya.
Kendaraan tersebut memperoleh hak utama untuk didahulukan lewat.
Hak utama tersebut harus dikawal oleh petugas kepolisian dan atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirine.
Berdasarkan Pasal 134 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), berikut tujuh jenis kendaraan tersebut:
- Kendaraan pemadam kebakaran (damkar) yang sedang melaksanakan tugas
- Ambulans yang sedang mengangkut orang sakit Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas
- Kendaraan pimpinan lembaga negara Republik Indonesia
- Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara
- Iring-iringan pengantar jenazah
- Konvoi untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Baca Juga: VIDEO Pemakaman Jenazah 180 Kg Gunakan Katrol di Sukoharjo Viral, Begini Faktanya
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Makassar |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar