Beruntung, autis yang dialami Zizi masih di tahap rendah.
Alhasil, Zizi pun menurut dokter akan bisa disembuhkan.
"Aku berobat ke beberapa dokter sampai ke psikolog akhirnya dia udah vonis kalau anak aku autis tapi tingkatannya lebih rendah, jadi kalau diobatin mudah," ujar Eriska.
Vonis autis yang diterima Zizi itu terjadi di tahun 2021.
Hampir dua tahun berlalu, kondisi Zizi kini diakui Eriska telah membaik.
Putri kecil Young Lex yang sudah berusia hampir empat tahun itu kini sudah bisa berbicara, namun tidak selancar anak-anak normal.
Sebagai informasi tambahan, lantas apa penyebab Autism Sprectrum Disoder (ASD)?
Melansir artikel Kompas.com dari CDC, ASD bisa dialami sebelum usia 3 tahun dan akan berlangsung seumur hidup, meskipun gejalanya bisa dikurangi secara bertahap.
Sayangnya, tidak ada penyebab ASD yang diketahui secara spesifik.
Meskipun begitu, ada beberapa kemungkinan penyebab ASD yang disebutkan oleh CDC, seperti:
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa ASD yang diidap oleh seseorang, baik usia kanak-kanak hingga dewasa, dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Cleveland Clinic juga menyebutkan bahwa tidak ada penyebab pasti yang diketahui sebagai penyebab dari ASD.
Faktor genetik dan lingkungan dinilai sebagai penyebab ASD, dan beberapa kasus, seperti melahirkan di umur senja, kelahiran dengan berat badan rendah, prematur, serta penggunaan asam valproat atau thalidomide selama kehamilan dinilai memberikan risiko lebih besar.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar