3. Mencoba menyelamatkan hubungan
Bockmann mengungkapkan bahwa ia sempat memiliki seorang klien yang diminta untuk berselingkuh oleh terapisnya demi menyelamatkan pernikahannya.
Kliennya itu memang tidak mendapatkan dukungan emosional dari suaminya selama bertahun-tahun.
Memang, keduanya sebenarnya adalah orangtua yang baik, dengan kondisi keuangan yang baik pula. Secara umum, mereka bahagia.
Kendati demikian, ia tidak puas karena tahu bahwa ada yang salah dalam pernikahannya, sesuatu yang tak bisa diberikan oleh suaminya.
Namun saat berselingkuh, seluruh kebutuhan emosionalnya terpenuhi dan merasa bisa kembali mencintai dan terpuaskan kembali.
Meskipun itu membuatnya merasa bersalah, perselingkuhan itu membuat ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya dalam hidup tanpa harus menghancurkan keluarganya.
Meski tetap “salah,” perselingkuhan untuk menyelamatkan hubungan ini memang ada, dan mereka yang melakukannya selalu berharap agar keadaan lebih baik.
4. Depresi
Bagi mereka yang depresi, tak ada satu hal pun yang dapat membuat mereka bahagia.
Terlepas dari apakah mereka menderita depresi kimiawi (dimana zat kimia otaknya tak seimbang), atau depresi situasional (perubahan mood yang disebabkan oleh berbagai hal dalam hidup), penderita depresi akan mencari berbagai cara yang dapat menolong mereka merasa lebih baik.
Memahami bahwa depresi merupakan salah satu alasan mengapa orang-orang berselingkuh dapat membantu menjelaskan apa yang sulit dijelaskan. GridPop.ID (*)
Baca Juga: Tenteng Tas Rp 1 Miliar, Syahrini Buat Jiwa Miskin Warganet Ketar-ketir saat Hujan-hujanan di Tokyo
Source | : | Kompas.com,Eva.vn,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar