3. Kerusakan Otot
Rhabdomyolysis adalah kondisi yang sangat serius di mana serat otot yang rusak memasuki aliran darah, yang menyebabkan gagal ginjal dan masalah lainnya.
Penyebab umum rhabdomyolysis termasuk trauma, infeksi, penyalahgunaan obat, ketegangan otot dan gigitan ular atau serangga berbisa.
Selain itu, ada beberapa laporan rhabdomyolysis terkait dengan asupan kafein yang berlebihan, meskipun ini relatif jarang.
Orang dapat mengembangkan rhabdomyolysis, atau kerusakan otot yang rusak, setelah mereka mengonsumsi kafein dalam jumlah besar.
Batasi asupan hingga 250 mg per hari jika kamu tidak yakin dengan batas toleransimu.
4. Kecemasan
Kafein diketahui dapat meningkatkan kewaspadaan.
Ia bekerja dengan menghalangi efek adenosin, zat kimia otak yang membuat kamu merasa lelah.
Pada saat yang sama, memicu pelepasan adrenalin, hormon "lawan-atau-lari" yang terkait dengan peningkatan energi.
Namun, pada dosis yang lebih tinggi, efek ini dapat menjadi lebih jelas, menyebabkan kecemasan dan kegugupan.
Faktanya, gangguan kecemasan akibat kafein adalah salah satu dari empat sindrom terkait kafein yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Meskipun dosis rendah hingga sedang kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, jumlah yang lebih besar dapat menyebabkan kecemasan atau kegelisahan.
Pantau respons dirimu sendiri untuk menentukan seberapa banyak kamu dapat mentolerir konsumsi kafein. GridPop.ID (*)
Baca Juga: GEGER Anak Ciduk Ibu dan Kakek Main Gila di Toilet, Netizen Juluki 'Kakek Sugiono Cabang Madura'
Source | : | Kompas.com,Tribunmedan |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar