Menurut Risma, rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan.
Sebagai gantinya, bangunan sekolah SLB itu akan diperbaiki dan ditambah ruang kelasnya.
Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh beberapa guru dan staf penyandang disabilitas.
Mereka tetap ngotot meminta Risma memenuhi janjinya.
"Terkait itu, waktu itu ibu (Risma) pernah janji menghibahkan ini (lahan)," ujar seorang guru bernama Tri, dikutip dari TribunJabar.id.
"Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi, bu, tolong direalisasikan."
Risma lantas memberi penjelasan bahwa pemberian hibah sulit dilakukan karena lahan yang berada di tengah.
Namun, penjelasan Risma tetap tak mengetuk hati para guru tersebut.
Mereka tetap mendesak Risma memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial.
"Ini susah, karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa," jelas Risma.
"Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas."
"Makannya bu, kata saya kita berbagi," sambungnya.
Pada akhirnya, Risma tetap mengaku tak bisa memenuhi janjinya.
Ia pun langsung bersujud di kaki guru tersebut.
Sejumlah staf Kemensos pun menghampiri dan membangunkan Risma.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Gorontalo |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar