Memang belum ada rekaman tak pantas di HP pelaku.
Namun arah dan tujuan pelaku, kata Lusgi, korban sudah paham.
Di hadapan polisi, korban mengaku dalam kondisi tertekan akibat perbuatan ayah tirinya selama bertahun tahun.
Apalagi, perbuatan ayah tirinya tersebut, juga terjadi pada kakak kandungnya yang sekarang sudah bersuami dan pulang ke Sulawesi.
Korban juga mengaku takut ayah tirinya akan melakukan hal berbahaya terhadap dirinya dan sang ibu jika melawan.
‘’Jadi kali terakhir pelaku melancarkan aksinya sekitar September 2021. Mungkin karena korban sudah mulai dewasa dan memiliki pemikiran sendiri, akhirnya paham mana benar dan mana salah. Kita langsung amankan pelaku di rumahnya dan kita lakukan pendalaman kasusnya,’’ kata Lusgi.
‘’Ketika kami tanyakan alasan pelaku berbuat begitu terhadap anak tirinya, dia selalu menjawab khilaf. Tidak ada alasan lain,’’ imbuhnya.
Sementara dalam kasus yang lain, seorang aayh, AAS (45) di Garut, Jawa Barat, memperkosa anak tirinya hingga melahirkan.
Untuk menutupi jejasnya, AAS menyebut, anak tirinya hamil oleh jin. Kejadian tersebut terjadi di Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Korban yang masih di bawah umur tersebut melahirkan anak pada Desember 2022. Kepala desa setempat, Solahul Gina mengatakan, pihaknya menelusuri kebenaran pengakuan AAS.
"Kami telusuri kebenarannya, tidak percaya begitu saja, lalu mengajak paman korban untuk melapor ke polisi," ujar Solahul dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (10/2/2023).
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi akhirnya menemukan pelaku yang menghamili korban.
Kapolres Garut, AKBP Rios Wahyu Anggoro mengatakan, pelaku ternyata ayah tiri korban yaitu AAS.
"Korban dihamili oleh ayah tirinya sendiri, korban tinggal bertiga bersama ibunya di satu rumah tersebut," ujarnya saat gelar perkara di Mapolres Garut, Kamis (9/2/2023).
Pelaku diketahui telah melakukan aksi bejatnya selama 15 kali di rumahnya saat korban duduk di bangku SD dan SMP.
Belakangan diketahui, korban dan pelaku sering bercanda saat berada di rumahnya.
"Karena si bapak dan anak tiri ini sering melakukan candaan dan teriak-teriakan, kejadian (cabul) pertama dan kedua memang ada teriakan dari si anak," ujar AKBP Rio.
"Teriakan itu dikira candaan saat terdengar oleh ibu korban," lanjutnya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jatim |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar