Namun dokter Elbashir mengatakan, berpuasa tidak dianjurkan bagi individu yang berisiko mengalami komplikasi medis atau kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya.
Bagi mereka yang berpuasa, penting untuk memantau atau memahami kondisi fisik dan mental mereka sebelum mulai melakukannya.
2. Mengurangi tingkat stres
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa berpuasa di bulan Ramadhan bisa berdampak positif bagi kesehatan mental seperti mengurangi stres, kecemasan dan gejala depresi.
Menurut Dr Farinaz Aghajan Nashtaei, psikiater di International Modern Hospital Dubai, berpuasa telah terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan mencegah penurunan kognitif terkait usia.
Puasa dapat memperlambat degenerasi saraf dan meningkatkan pemulihan fungsional pada pasien stroke.
"Efek ini diperkirakan dimediasi oleh berbagai mekanisme neuroendokrin, seperti peningkatan kadar ghrelin plasma dan serotonin, yang meningkatkan suasana hati dan fungsi kognitif," katanya.
Namun puasa juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental jika mereka tidak mampu mengendalikan diri.
Seperti dehidrasi dan kelelahan bisa membuat orang cepat marah, perubahan suasana hati hingga kesulitan berkonsentrasi.
Selain itu perubahan pola tidur dan pola makan dapat memicu kecemasan, depresi dan stres.
Beberapa orang juga melaporkan merasa kesepian karena interaksi sosial yang berubah selama bulan Ramadhan.
3. Berlatih merawat diri
Dr Nashtaei menyarankan agar orang yang ingin berpuasa selama Ramadhan harus mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mentalnya.
Source | : | Kompas.com,tribun video |
Penulis | : | Lina Sofia |
Editor | : | Lina Sofia |
Komentar