GridPop.ID - 4 Alasan gorengan tak dianjurkan dikonsumsi saat berbuka puasa.
Seperti diketahui bahwa gorengan bisa dibilang sebagai menu wajib berbuka puasa masyarakat Indonesia.
Padahal, ada bahaya mengintai di balik kenikmatan gorengan yang disantap setiap buka puasa.
Apa saja bahaya gorengan bagi kesehatan?
Mengutip HarvardHealthPublishing via Kompas Health, gorengan tinggi kalori, kerap tinggi natrium, dan lemak jenuh.
Nah, berikut alasan mengapa tak cocok dijadikan menu buka puasa.
1. Menyebabkan Gangguan Pencernaan
Puasa dapat menjadi waktu untuk mengistirahatkan pencernaan, dilansir dari NDTV.
Saat tiba-tiba perut dibebani dengan konsumsi gorengan, maka sistem pencernaan akan bekerja ekstra keras lantaran makanan tersebut sulit dicerna.
Dampak konsumsi gorengan saat buka puasa, maka akan menyebabkan asam lambung naik, perut kembung atau tidak nyaman, dan sakit perut.
2. Lemas dan Mengantuk
Baca Juga: Resep Combro yang Gurih Ala Pedagang Kaki Lima, Jajanan Tradisional untuk Buka Puasa
Seseorang yang mengonsumsi gorengan untuk berbuka akan mengakibatkan tubuh lemas atau mengantuk setelah makan, dikutip dari Gulf-times.
Sebaiknya evaluasi makanan yang dikonsumsi jika merasa mengantuk atau lemas setelah berbuka puasa.
3. Kolesterol Darah Meningkat
Ahli gizi dari RS UNS Banun Ma’rifah Fathsidni, S.Gz. menjelaskan, gorengan mengandung lemak jenuh tinggi karena proses pembuatannya dimasak dengan minyak panas.
Imbas tingginya konsentrasi lemak jenuh di dalam tubuh ini akan membuat kadar kolesterol darah melonjak naik.
4. Meningkatkan Tekanan Darah
Konsumsi asupan tinggi natrium dan garam yang terkandung dalam gorengan bisa meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi karena mengganggu keseimbangan elektrolit.
Sebagai solusinya, pakar kesehatan dokter Fanny R Imanuddin memmberikan tips mengolah gorengan agar lebih sehat dilansir dari Kompas.tv.
- Mengganti Tepung Terigu
Adonan gorengan yang biasanya menggunakan tepung tapioka atau terigu, dapat diganti dengan tepung singkong atau mocaf dan tepung jagung atau tepung almond.
"Saya lebih menganjurkan tepung singkong, mocaf, akan jauh lebih sehat atau jagung atau tepung almond," kata Fanny, Jumat (24/3/2023) dilansir dari Antara.
- Hindari Tepung Beras
Fanny menyarankan agar menghindari penggunaan tepung beras meski hasil gorengan akan menjadi lebih renyah.
Sebab, terdapat kandungan glutten yang cuku tinggi pada tepung beras.
Sehingga penyerapan nutrisi di dalam saluran pencernaan tidak maksimal.
"Sebaiknya murni saja karena kalau dari beras itu glutten cukup tinggi.
Kalau konsumsi yang gluttennya cukup tinggi, proteinnya itu nanti lengket di pencernaan akhirnya nutrisi jadi tidak lancar, tidak bisa diambil secara maksimal," ujarnya.
- Minyak Kelapa
Gunakan minyak kelapa untuk menggoreng, sebab minyak kelapa termasuk lemak jenuh yang masih dinilai sehat.
- Jangan Gunakan Minyak Jelantah
Fanny mengatakan, minyak jelantah mengandung lemak jenuh (trans fat).
"Kalau gorengan yang kita konsumsi dari minyak yang berkali-kali dipakai, warnanya sampai berubah hitam tentunya trans fatnya sudah tinggi. Yang kita harapkan konsumsi makanan rendah trans fat," jelasnya.
Baca Juga: Disebut Dalam Al-Qur'an, Inilah Manfaat Pisang yang Dikonsumsi saat Sahur dan Berbuka Puasa
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas.tv |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar