GridPop.ID - Seorang ayah bukannya menjaga anaknya malah tega setubuhi putri kandungnya.
Alasan pria ini tega setubuhi anak kandung pun bikin emosi.
Begini kronologinya.
Seorang ayah di Salatiga berinisial M (42) ditangkap polisi karena tega mencabuli anak kandung.
Pelaku melampiaskan nafsu bejat terhadap anak kandungnya sebanyak 2-3 kali dalam sepekan, sejak tahun 2009.
Korban yang kini berumur 16 tahun itu pun trauma hingga hampir bunuh diri di sekolah.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 2021.
Dilansir oleh GridPop.ID dari Tribun Jakarta, kasus pencabulan ayah terhadap anak kandung itu terungkap saat korban diketahui mencoba bunuh diri di sekolah pada Kamis (28/10/2021).
Saat dibujuk, LS akhirnya menceritakan kepada guru apa yang dialami.
Seketika, kasus tersebut disampaikan ke ibu kandung dan diteruskan ke polisi.
Alasan pelaku lakukan hal bejat ke anaknya pun bikin emosi.
Disampaikan Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana, pelaku tega melampiaskan nafsu bejat terhadap anak kandung sendiri karena tidak pernah dilayani istri.
"Dia ada masalah sama istrinya, tidak pernah dilayani, melampiaskan ke anak. Dan, kejadian itu sudah berlangsung bertahun-tahun," kata Indra di Mapolres Salatiga, Rabu (24/11/2021).
Awalnya, pelaku sekeluarga pergi ke rumah saudara di Karanganyar.
Namun, ia dan anaknya pulang berdua hingga muncul niat jahat M.
Yang lebih parah lagi, pelaku menggunakan plastik es lilin sebagai ganti kondom.
Plastik es lilin digunakan untuk membungkus alat kelaminnya sebelum melakukan persetubuhan sampai keluar air maninya di dalam plastik lalu membuangnya ke kebun belakang rumah.
Pelaku terakhir melakukan hubungan badan terhadap anak kandung pada 24 Oktober 2021 sekira 22.00 WIB.
Perbuatan cabul tersebut dilakukan saat rumah tersangka dalam keadaan sepi.
Setelah itu, korban diancam untuk tidak bercerita kepada siapa pun dan memberi uang kisaran Rp 10.000.
Indra mengatakan pencabulan terhadap anak tersebut pernah diketahui istri tersangka.
Namun malah istri tersangka dipukuli hingga ketakutan.
Mengapa Kejahatan Seksual Anak Terjadi di Lingkungan Terdekat?
Sejumlah kasus kejahatan seksual anak dilakukan orang-orang yang dikenal atau di lingkungan terdekat korban.
Seorang pakar psikolog forensik di Yogyakarta Kombes Pol Arif Nurcahyo, menjelaskan, kasus pencabulan yang dilakukan orang "dekat" korban menunjukkan bahwa kejahatan seksual itu ibarat fenomena gunung es.
"Pemerkosaan adalah relasi kuasa yang tidak seimbang berupa serangan dan pemaksaan seksual secara sepihak, sehingga orang lain menjadi obyek pemuas," kata Kombes Yoyok, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com, Senin (22/5/2022).
Lalu, katanya, dampak dari tindakan juga sangat lama.
Korban akan alami kerugian psikofisik paling dasar berupa mimpi buruk (trauma) sepanjang hidup.
Menurut Yoyok, ada banyak faktor pemicu terjadi kasus pemerkosaan.
Namun, pada dasarnya, tindakan itu muncul karena ada dorongan (impuls) dari dalam yang biasanya bersifat spontan.
"Faktor penyebab terjadinya perkosaan tidak tunggal sebab impuls (dorongan) sifatnya dari dalam bisa bersifat spontan atau dipicu faktor luar dan situasi sesaat yang membuat terangsang dan tidak bisa mengendalikan dorongan/libidonya," katanya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com,GridPop.ID |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar