Aborsi dapat dilakukan dengan aman jika sesuai dengan metode yang direkomendasikan oleh WHO dan sesuai dengan durasi kehamilan.
Saat wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan tidak bisa mendapatkan akses aborsi yang aman, mereka sering melakukan aborsi yang tidak aman.
Aborsi tidak aman jika dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau di lingkungan yang tidak sesuai dengan standar medis.
Prosedur aborsi yang tidak aman mungkin termasuk memasukkan benda atau zat ke dalam rahim, dilatasi atau kuretase yang dilakukan secara tidak benar, mengonsumsi zat berbahaya, dan lain-lain.
Aborsi yang tidak aman dapat menyebabkan risiko kesehatan, kematian, dan komplikasi jangka panjang yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan fisik serta mental wanita sepanjang hidupnya.
Komplikasi fisik dari aborsi yang tidak aman meliputi pendarahan, infeksi, sepsis, peritonitis, dan trauma pada leher rahim, vagina, rahim, dan organ perut.
Satu dari empat wanita yang menjalani aborsi tidak aman kemungkinan akan mengalami kecacatan sementara atau seumur hidup yang membutuhkan perawatan medis.
Kemudian, antara 4,7 persen dan 13,2 persen dari semua kematian ibu dapat dikaitkan dengan aborsi tidak aman. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribuntrends |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar