GridPop.ID - Istilah fetish tentu sudah tak asing di telinga masyarakat saat ini.
Di Indonesia sendiri ada beberapa kasus fetish yang sempat viral.
Sebut saja salah satunya kasus seorang mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang memiliki fetish kain jarik.
Kasus tersebut sempat viral di media sosial pada tahun 2020 silam.
Melansir TribunnewsWiki.com, kasus fetish kain jarik ini menjadi viral di media sosial setelah muncul cuitan dari akun Twitter @m_fikris, yang diduga korban G alias Gilang.
Di unggahannya, akun itu bercerita jika G memaksa lawan bicaranya untuk membungkus seluruh tubuhnya dengan kain jarik setelah sebelumnya kaki, tangan, mata, serta telinga ditutup menggunakan lakban.
Bagaimana analisis seksiolog?
Baca Juga: Berdampak pada Hubungan Intim, 5 Tips Membicarakan Fetish dengan Pasangan yang Perlu Diketahui
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, Seksolog klinis Zoya Amirin menganalisis kecenderungan yang ditampilkan Gilang termasuk dalam jenis penyimpangan seksual sejenis paraphilia.
"Bahwa kemungkinan kalau melihat kecenderungannya, dia itu memiliki perilaku seksual menyimpang, sejenis paraphilia," kata Zoya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/8/2020) siang.
Zoya menjelaskan, fetish merupakan berbagai bentuk paraphilia misalnya pedofilia, exhibisionist, termasuk fetish.
"Salah satu paraphilia itu adalah fetish, di mana seorang individu merasa terangsang dengan bagian tubuh yang nonseksual atau benda-benda nonseksual," jelasnya.
Pada pemilik fetish, mereka akan merasa terangsang dengan benda atau hal-hal nonseksual.
"Dia bisa terangsang dengan pusar, ketiak, jempol kaki, betis, telapak kaki, dan masih banyak lagi fetish yang bagian tubuh nonseksual," ujarnya.
Mengapa fetish bisa muncul?
Zoya menyebut sebagian besar penderita paraphilia, termasuk fetish, adalah laki-laki.
Hal itu karena banyak laki-laki yang hidup di dunia dengan sistem patriarki ini perasaannya tidak bisa diakomodir, atas nama gender.
Baca Juga: Sudah Punya Pekerjaan Mentereng, Polisi Curigai Ada Motif Perempuan Kebaya Merah Selain Fetish, Apa?
Laki-laki harus kuat, laki-laki tidak boleh menangis, laki-laki harus tegas, tidak boleh lembek, dan sebagainya.
"Ketika anak cowok tidak diakui perasaannya, sehingga dia harus melakukan sesuatu terhadap ketidaknyamanannya.
Ketidaknyamanan emosi itu biasanya dia sublimasi atau dia ubah jadi kenyamanan yang kayaknya aman buat cowok," jelas Zoya.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnewswiki |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar