GridPop.ID - Viral di media sosial, kisah pilu seorang bocah yang berlinang air mata usai ditinggal ayah pergi.
Bukan pergi mencari nafkah, melainkan pergi bersama wanita lain.
Bocah ini pun kini hanya tinggal bersama sang ibu.
Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial dan dikomentari banyak netizen.
Sambil berlinang air mata, bocah tersebut memandangi foto sang ayah saat keluarga mereka masih berkumpul.
Video bocah yang menatap foto sang ayah itu pun viral di Instagram usai diunggah oleh akun @mood.jakarta, Selasa (11/7/2023).
"Momen sedih seorang anak kecil nangis bareng ibunya sambil melihat foto ayahnya. Terlihat anaknya kangen sama ayahnya.
Menurut keterangan sang ayah pergi bareng pelakor," tulis akun tersebut.
Dalam unggahan tersebut tampak seorang anak laki-laki yang sedang memgangi foto keluarga besarnya.
Di foto tersebut tampak kehadiran sang ayah sesaat sebelum pergi bersama wanita lain.
Sambil menitikan air mata, bocah tersebut mengelus foto sang ayah yang tampaknya sudah tak ditemuinya sejak lama.
"Gak boleh nangis nak nanti mama sedih," ucap sang ibu.
Melihat ibunya menangis, bocah tersebut pun berusaha menenangkannya dengan lembut.
"Jangan jangan, tidak nangis lagi, jangan kaya gitu mah," jawab bocah tersebut.
Meski sudah minta untuk menyimpan foto tersebut, sang bocah masih berusaha mengelus wajah sang ayahnya.
Nasib pilu yang dialami bocah tersebut pun berhasil membuat netizen ikut merasa sedih.
"syamzidane10 : Percayalah nak,ayahmu tidak akan bahagia bersama pelakornya,"
"jijah.hemud : Klo meninggal boleh lah ibu menangis tp klo dia pergi begitu saja jangan ditangisi ... Mahal air mata ini untuk jatuh...doain biar suaminya sadar,"
"ithahilda16 : suara tangis ibunya bikin nyesek. ditambah anaknya bilang ga nangis lagi, adek jadi anak sholeh ya. jaga ibumu sampai tua. aamiin,"
liliragil21 : Anak baik anak pinter,jdi pribadi yang kuat ya dek,jangan seperti ayahmu,jaga ibu mu dek,semoga kelak jadi anak yg sukses jadi kebanggaan ibu mu ya dek,"
"rdit27 : Sudahlah nak.. kelak kau dewasa, ayah yg akan mengemis perhatian kepadamu.... jagalah & cintai ibumu saja sekarg y anak sholeh,"
Timpal sejumlah netizen.
Sayangnya tak diketahui secara pasti, dimana lokasi anak dan ibu dalam video tersebut berasal.
* Dampak Perceraian Bagi Kesehatan Anak
Bagi pasangan suami istri, perceraian adalah hal yang sebisa mungkin dihindari.
Namun terkadang beberapa masalah dalam rumah tangga, membuat kamu harus memutuskan untuk bercerai.
Perceraian bukan hanya soal berpisahnya hubungan suami istri.
Namun kondisi anak juga harus diperhitungkan.
Selain mengganggu kondisi psikologis, perceraian juga berpengaruh pada kesehatan anak.
Dilansir dari Marripedia, berikut efek perceraian bagi kesehatan anak.
1. Kesehatan fisik
Baca Juga: Link Videonya Banyak Dicari Netizen, Inilah Sosok Mihye yang Kini Sedang Viral di TikTok
Perceraian mempengaruhi kesehatan fisik dan umur panjang anak-anak.
Mereka yang mengalami perceraian atau perpisahan orangtua lebih mungkin memiliki masalah kesehatan.
Seperti peningkatan yang signifikan dalam tingkat cedera, peningkatan risiko asma.
Anak-anak yang orangtuanya bercerai juga lebih mungkin terkena kanker saluran aerodigestif atas, esofagus, anus, pankreas, paru-paru, dan leher rahim.
Peneliti Kari Hemminki dan Bowang Chen menyatakan, "Hasilnya menunjukkan bahwa keturunan orang tua yang bercerai telah meningkatkan risiko kanker".
Sebuah penelitian di Swedia menunjukkan bahwa pria muda dengan orang tua yang bercerai memiliki risiko rawat inap yang sedikit lebih tinggi dan secara signifikan meningkatkan risiko kematian.
2. Umur Panjang
Anak dari orangtua yang bercerai memiliki risiko kematian dini yang lebih tinggi.
Menurut sebuah penelitian, perceraian orang tua sebelum usia 21 dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 44 persen.
Jangka hidup diperpendek dengan rata-rata 4,5 tahun.
Risiko kematian anak meningkat ketika perceraian orangtuanya terjadi sebelum mencapai usia empat tahun.
Anak-anak dari keluarga yang bercerai meninggal hampir lima tahun lebih awal daripada anak-anak dari keluarga yang utuh.
Bahkan, perceraian orang tua selama masa kanak-kanak adalah satu-satunya prediktor sosial yang paling kuat atas kematian dini.
3. Kesehatan mental
Perceraian mendatangkan malapetaka pada stabilitas psikologis banyak anak-anak.
Setelah perceraian orangtua mereka, anak-anak mengalami berbagai reaksi emosional termasuk kesedihan, marah, kesepian, depresi.
Kecemasan meningkat, khawatir, kepuasan hidup yang lebih rendah, harga diri yang rendah, dan rasa bersalah untuk masalah orang tua mereka.
Perceraian orangtua juga dapat menyebabkan pengembangan gangguan suasana hati dan gangguan bipolar.
4. Efek antar generasi
Studi Longitudinal Nasional Inggris terhadap anak-anak yang lahir pada tahun 1958 menemukan bahwa mereka yang mengalami perceraian orangtua antara usia tujuh hingga 16 tahun mengalami peningkatan risiko psikopatologi yang signifikan.
Sebuah studi besar Finlandia menemukan bahwa anak-anak berusia 22 tahun dari orangtua yang bercerai mengalami lebih banyak kehilangan pekerjaan.
Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul "Viral Momen Anak Kecil Pandangi Foto Sang Ayah yang Pergi Bersama Pelakor, Nangis Dipelukan Ibu"
(*)
Source | : | Banjarmasinpost.co.id |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar