GridPop.ID - Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah rendah apabila memiliki tekanan darah di bawah 90/60.
Melansir TribunHealth.com diungkapkan tekanan darah rendah merupakan kondisi dimana pemompaan darah dari jantung ke seluruh tubuh tekananya berkurang.
Bagi penderita darah rendah terkadang mengalami pingsan dan merasa lemas karena pemompaan darah yang akan sampai ke otak berjumlah sedikit.
Karena jantung dan kepala lebih tinggi kepala, maka pemompaan jantung harus lebih kuat.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, berikut cara mengelola tekanan darah rendah agar tidak kambuh.
1. Minum obat rekomendasi dokter
Minum obat yang sudah direkomendasikan dokter dapat membantu pasien dalam mengelola tekanan darahnya.
2. Memakai kaus kaki kompresi
Kaus kaki yang satu ini dapat membantu memberikan tekanan ringan pada tungkai dan kaki sehingga dapat mendorong darah ke atas dan meningkatkan tekanan darah.
3. Menghindari segala gerakan cepat
Kebiasaan yang satu ini juga dapat membantu mengelola gejala tekanan darah rendah.
Usahakan untuk bergerak dengan tenang, terutama jika kita sedang merasa pusing atau berkunang-kunang, dan hindari berdiri terlalu lama.
4. Menjaga pola makan
Orang dengan tekanan rendah sangat direkomendasikan untuk mengikuti diet tertentu demi menjaga tekanan darahnya tetap stabil dari waktu ke waktu.
Diet tekanan darah rendah ini pun biasanya melibatkan konsumsi makanan sehat, cukup protein, hingga konsumsi air yang cukup.
5. Segera istirahat jika muncul gejala
Gejala yang muncul seperti pusing atau ingin pingsan dapat berisiko membuat kita jatuh atau terbentur benda keras. Karena itu, saat merasa tidak nyaman, carilah tempat untuk duduk dan beristirahat sampai merasa lebih stabil.
Darah rendah bisa sebabkan stroke?
Tekanan darah yang sangat rendah dalam beberapa kasus tertentu dapat mengganggu aliran darah ke otak dan menyebabkan gejala yang mirip dengan stroke.
Ini biasanya terjadi ketika tekanan darah merosot secara mendadak, sehingga suplai darah ke otak menjadi tidak memadai.
Hal ini dapat memicu pusing, kehilangan kesadaran, dan gangguan fungsi otak sementara hingga gejala stroke ringan.
Meski dapat memicu stroke, namun kasus ini jarang terjadi.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunhealth.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar