GridPop.ID - Sosok anak kuli bangunan yang lolos jadi polisi baru-baru ini jadi sorotan.
Sebelum menjadi polisi, dirinya sempat jadi pelayan kafe.
Kini, sosok anak kuli bangunan asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini sukses menjadi polisi.
Selama proses seleksi hingga lolos menjadi polisi, anak kuli bangunan ini hanya memiliki satu sepatu.
Mirisnya lagi, sepatu yang dimiliki anak kuli itu sudah sobek.
Ia tak malu meski harus mengenakan sepatunya yang sobek untuk menjalani proses seleksi hingga kini menjadi polisi.
Dia belum mampu untuk membeli sepatu baru yang lebih bagus.
Sementara itu, orang tua dari anak tersebut mengaku sangat bersalah pada anaknya.
Pasalnya, mereka selama ini tak mampu memberikan fasilitas yang memadai untuk anaknya. Hanya untuk membeli sepatu baru saja, orang tua itu tak mampu.
Lantas, siapakah sosok anak kuli bangunan yang sukses menjadi polisi tersebut?
Dilansir dari laman tribunnewsmaker.com, dia adalah M Zadani Haykal Taufiq (19), anak dari Dedy Taufik (49) dan Fitriani Hasanah (43).
Baca Juga: Aksi Emak-emak Gerebek Sendiri Basecamp Narkoba di Jambi Jadi Sorotan, Polisi Beri Penjelasan
Meski dengan sepatu sobek yan sudah tak layak pakai, tekad yang kuat, dan kerja kerasnya, anak kuli bangunan, M Zadani Haykal Taufiq (19) berhasil lolos seleksi masuk Polri.
Anak kedua dari pasangan Dedy Taufik (49) dan Fitriani Hasanah (43), yang tinggal di Kampung Cipicung, Baleendah, Kabupaten Bandung ini, tetap semangat dan rajin berlatih meski dengan keterbatasan ekonomi keluarganya.
Ayah Zadani yang akrab disapa Zidan ini merupakan seorang kuli bangunan dan ibunya merupakan ibu rumah tangga, sekaligus guru ngaji anak-anak di kampungnya.
Sedangkan Kakaknya, M Hirzan (23) sudah menikah, dan untuk menafkahi keluarganya berjualan casing hanphone di pasar kaget.
Dedy dan Fitri mengatakan, bukannya tak mau membelikan sepatu yang bagus dan layak untuk anaknya mengikuti seleksi Polisi, tapi dirinya tak memiliki cukup uang.
"Bahkan sepatu itu dibeli Zidan sendiri sudah lama, belinya bekas dari FB ada yang jual, langsung COD (cash on delifery," kata Dedy, saat ditemui tribun jabar di rumahnya.
Dedy menceritakan, saat Zidan mengikuti tes masuk polisi pertama dan gagal pada 2022 sudah menggunakan sepatu itu.
"Lalu saat persiapan hingga tes kemarin juga menggunakan sepatu ini. Mungkin dulu masih bagus, tapi sekarang sudah seperti ini," ujar Dedy, sambil menunuk sepatu sobek yang mengantarkan Zidan masuk polisi.
Dedy mengatakan, anaknya selalu menggunakan sepatu itu saat berlatih, olahraga, hingga tes polisi karena tak memiliki sepatu lainnya.
Dedy dan Fitri mengatakan, meski menggunakan sepatu seperti ini, Zidan tak mengeluh sama sekali, ia tetap tegar dan semangat.
"Justru saya yang sempat nangis karena belum bisa membelikannya sepatu," ujar Fitri, yang terlihat berkaca-kaca saat mengingat anaknya menggunakan sepatu sobek untuk tes masuk polisi.
Fitri mengatakan, sepatu yang sobek di bagian atasnya tersebut oleh zidan ditambal menggunakan tapping untuk olahraga yang kebetulan ada.
"Soalnya kalau tak ditaambal mungkin sulit untuk digunakan berlari," katanya.
Saat menggunakan sepatu sobek yang ditambalnya, kata Fitri, Zidan tak mengeluh sama sekali, bahkan saat itu ia dan ayahnya meminta maaf kepada Zidan.
"Saya yang bilang, maaf ibu sama bapa belum bisa ngasih yang terbaik buat kamu. Dia bilang gak apa-apa, Dede yang akan ngasih terbaik buat ibu sama bapak," tuturnya.
Fitri mengatakan, Zidan menambal sepatu sobeknya tersebut saat subuh, sebelum berangkat tes.
"Saya lihat dia tambal ini, saya nangis, jam tiga subuh nambal ini, setengah empat baru pergi untuk tes. Saya minta maaf kepada anak saya, tapi anak saya jawabnya kaya gitu," kata Fitri, yang sesekali mengusap air matanya.
Dedy mengatakan, mungkin pada saat tes terpantau sama komandannya di sana karena mengkin ditambal sama taping yang mencolok berwarna biru karena itu yang ada.
"Alhamdulillah, sudah rezekinya mungkin, berkat doa-doa semuanya," kata Dedy, yang terlihat berkaca-kaca.
Fitri mengaku, sangat bersyukur dan berterima kasih, ada komandannya yang melihat menggunakan sepatu itu, dan Zidan diberi sepatu oleh komandan tersebut.
"Bahkan sepatunya jauh lebih bagus dari sepatu yang anak saya gunakan sebelumnya," ucapnya.
Bahkan, video Zidan saat tes mengikuti sepatu sobek yang ditambal tapping viral di media sosial.
Dedy mengaku, kini sepatu yang mengantarkan anaknya menjadi polisi akan disimpan dengan baik.
"Ini akan disimpan, pengingat perjuangan anak saya untuk bisa masuk polisi. Bahkan saat saya lihat sepatu ini, air mata suka menetes," kat Dedy, yang terlihat berkaca-kaca sambil menunjukan sepatu milik Zidan tersebut.
Sebagai tambahan yang mengutip dari laman tribunjabar.id, Dedy mengaku selalu berpesan kepada Zidan, nanti kalau sukses, jadi seorang polisi jangan lupa diri.
"Tetap jadi diri sendiri, jadi orang jujur, amanah, dan tetap istikamah, itu yang selalu saya sampaikan," ucapnya.
Sebelum lolos seleksi polisi, kata Dedy, Zidan sekolah di SDN Ciptawinaya, Cipicung, Baleendah, dilanjutkan ke SMPN Baleendah 2, lalu SMKN 2 Baleendah.
"Di SMKN 2, Zidan jurusan Tata Boga, tak nyambung memang, tapi jadi polisi sudah jadi cita-citanya saat TK. Kalau jadi polisi gagah katanya," ucapnya. GridPop.ID (*)
Source | : | tribunnewsmaker,TribunJabar |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar