GridPop.ID - Aksi predator anak di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung (Babel), berinisial SE (35) bikin emosi.
SE pun diringkus polisi terkait konten pornografi melibatkan anak di bawah umur.
Menurut informasi, pelaku SE disebutkan berprofesi sebagai buruh harian lepas.
Ternyata modus pelaku yakni memengaruhi hal negatif anak yakni dengan mengajak korbannya bertukar gambar dan konten asusila.
Dilansir dari laman tribunnewsmaker.com, pelaku mengelabui korban dengan tampilan foto profil berupa laki-laki berwajah tampan.
"Konten pornografi dengan aplikasi WhatsApp melibatkan anak perempuan 8 tahun," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pangkalpinang Kompol Evry Susanto, Rabu (2/8/2023).
Evry menuturkan, pengungkapan kasus bermula dari laporan orangtua korban.
Ketika itu orangtua korban memeriksa ponsel yang biasa digunakan anaknya.
Di situ terlihat sejumlah panggilan keluar yang tidak terjawab.
"Ditemukan gambar tidak senonoh dan gambar pelaku onani pada ponsel korban yang sebagian sudah dihapus," ujar Evry.
Modus pelaku yakni memengaruhi anak untuk bertukar gambar dan konten asusila.
Baca Juga: Telah Produksi Banyak Konten Asusila? Polisi Ungkap Jumlah Video yang Dibuat Wanita Kebaya Merah
Pelaku yang menggunakan foto profil orang lain, mengirim gambar dan juga meminta gambar pada korbannya.
Dari penyelidikan sementara diketahui, ada tiga anak yang sempat terhubung melalui pesan aplikasi dengan pelaku.
"Pelaku ini sempat menghindar dan tidak merespons komunikasi dengan korbannya." terangnya.
"Sehingga anak-anak ini penasaran dan menghubungi pelaku berulang kali," ujar Evry.
Pelaku sendiri mendapatkan nomor kontak korban karena pernah bertandang ke rumah keluarga korban yang ternyaata masih berhubungan kerabat.
Atas perbuatannya pelaku terancam hukuman pidana sesuai Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Lakukan Ini untuk Melindungi Anak dari Predator Seksual
Diansir dari laman kompas.com, selain harus lebih awas, orang tua juga disarankan untuk:
1. Mulai usia sekitar dua tahun beri mereka pengertian bahwa tidak boleh ada orang lain menyentuh mereka terutama di bagian dada, bibir, kelamin dan anus.
Hanya orangtua yang boleh, itupun jika orangtua sedang memandikan mereka. Dokter pun hanya boleh menyentuh anak di ruang periksa dan di bawah pengawasan orangtua.
Jika anak bertanya mengapa, Anda bisa menjelaskan bahwa Anda saja sebagai orangtuanya tidak pernah menyentuh mereka sembarangan, kecuali karena kepentingan seperti memandikan mereka.
Bahwa itu adalah tugas orangtua, bukan tugas yang bisa dilakukan orang lain apalagi tanpa pengawasan Anda sebagai ibu atau ayahnya. Sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
2. Ajarkan anak untuk melapor jika ada orang lain menyentuh mereka dan membuat mereka tidak nyaman.
Jika Anda curiga anak Anda mungkin telah menjadi korban pelecehan, luangkan waktu khusus untuk bertanya dan mengajak anak mengobrol untuk mengonfirmasi kecurigaan Anda.
3. Jika Anda curiga di lingkungan rumah ada predator, ajak tetangga untuk bekerjasama mengawasi.
Anda boleh bertanya ke tetangga seperti, "Saya kok merasa Si A agak aneh karena terlalu dekat dengan anak-anak dan seringkali memberi hadiah, padahal tidak ada momen khusus. Menurut pengamatan kamu bagaimana?"
Jika orang yang Anda curigai ada di sekolah, Anda bisa mengajak orangtua siswa lain untuk sama-sama mengawasi orang itu dan saling bantu menjaga anak masing-masing.
4. Ajarkan anak tidak membuka baju di depan orang lain dan jangan mau difoto dalam keadaan telanjang atau tidak berpakaian lengkap.
5. Orangtua pun jangan membiasakan diri membuka atau mengganti baju anak di depan publik.
Bahkan ketika sedang di pantai atau di kolam renang. Biasakan mengganti atau membuka baju anak di toilet atau tempat tertutup.
Jik tidak da tempat tertutup, tutupi tubuh anak dengan kain lebar atau handuk lebar.
6. Orangtua tidak perlu memajang foto atau video anak di publik, selucu apapun pose anak Anda, terutama jika dia dalam keadaan tidak berpakaian lengkap.
Baca Juga: Pertama Ajak Main hingga Dipangku, Predator Anak di Kebon Jeruk Lecehkan 2 Bocah Perempuan
Anda tidak akan bisa memastikan siapa saja yang membagi ulang foto anak Anda yang imut.
Dengan begitu, Anda juga tidak bisa memastikan bahwa semua orang yang melihat foto itu, tidak berhasrat jahat terhadap Si Kecil.
7. Tidak perlu berbagi identitas anak di publik atau media sosial. Tidak perlu bercerita di sosial media, di mana anak Anda sekolah.
Juga tidak perlu berbagi lokasi Anda atau anak Anda sedang ada di mana.
Hati-hati juga menuliskan status yang bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang tidak bersama si kecil.
Mungkin saja ada seseorang yang sudah tertarik pada anak Anda, dan dia sedang mengawasi dan mencari kesempatan ketika anak Anda tanpa pengawasan yang memadai.
8. Ajarkan anak menolak dengan tegas, lari dan mencari pertolongan dengan segera jika dia merasakan ada bahaya atau dibuat tidak nyaman oleh orang lain, sedangkan Anda sedang tidak bersamanya. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar