GridPop.ID - Keputihan adalah kondisi fisiologis yang umum terjadi pada perempuan, di mana terjadi keluarnya cairan dari vagina.
Cairan ini dapat memiliki berbagai macam warna, tekstur, dan bau yang bervariasi tergantung pada faktor-faktor.
Seperti siklus menstruasi, hormon, usia, dan kesehatan reproduksi perempuan.
Keputihan sebagian besar adalah hal normal dan merupakan cara tubuh membersihkan dan menjaga kebersihan vagina.
Namun, perubahan dalam karakteristik keputihan seperti perubahan warna yang drastis, bau yang tidak biasa, atau disertai dengan gejala seperti gatal atau iritasi, bisa menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan kesehatan lainnya.
Dalam hal ini, berkonsultasilah dengan profesional medis untuk evaluasi lebih lanjut.
Lantas, berbahayakah keputihan? Bagimana juga efeknya jika melakukan hubungan intim saat keputihan.
Topik ini menjadi bahasan akun Klikdokter.com, di Facebook, yang diunggah Jumat (16/3) pukul. 07.00 WIB. Dokter pengasuh, dr. Andika Widyatama pun memberikan penjelasan terkait topik ini.
"Keputihan berkaitan dengan hormon kesuburan wanita, yaitu hormon estrogen. Ketika seorang wanita sedang mengalami keputihan, apakah boleh berhubungan intim dengan pasangan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari ketahui hal-hal seputar keputihan," ujar dr. Andika.
Mengenal keputihan yang normal dan abnormal
Keputihan terbagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan fisiologis atau normal dan patologis atau abnormal.
Baca Juga: Merasa Mual Setelah Hubungan Intim? 3 Hal Ini Jadi Biangnya, Salah Satunya Bercinta Kelewat Semangat
Umumnya, keputihan fisiologis terjadi saat 2 minggu menjelang masa haid, saat kehamilan, ataupun pada penggunaan pil KB hormonal.
Sedangkan keputihan patologis biasanya terjadi akibat infeksi bakteri, jamur, atau parasit.
"Ciri-ciri cairan vagina yang normal antara lain berwarna putih jernih, konsistensinya seperti lendir, tidak berbau, dan tidak menimbulkan keluhan. Pada keputihan fisiologis, cairan yang keluar dari vagina akan tampak berwarna kekuningan ketika sudah mengering dan mengenai pakaian dalam." ujarnya.
Jika cairan yang keluar dari vagina sudah mengalami perubahan warna (putih susu, keabuan, hingga kehijauan), menjadi lebih banyak, muncul aroma tidak sedap (berbau amis atau busuk), bergumpal, dan memiliki keluhan seperti gatal, nyeri pada area kewanitaan, ataupun panas, kondisi-kondisi tersebut merupakan keputihan patologis.
Ketika keputihan patologis yang terjadi, maka perlu diobati dengan segera untuk mencegah penyebaran infeksi ke organ lainnya.
Pengobatannya tergantung dari penyebabnya, bisa diberikan antibiotik, antiparasit, ataupun antijamur.
Bolehkan berhubungan intim?
Masalah bisa timbul ketika sedang mengalami keputihan, kamu dan pasangan ingin melakukan hubungan intim.
Perlu kamu ketahui, sebenarnya cairan yang keluar saat keputihan memiliki beberapa fungsi, salah satunya sebagai pelumas ketika berhubungan intim.
"Pada keadaan normal, produksi lendir keputihan berkisar antara 2-5 ml per hari. Namun, saat ada rangsangan seksual, produksi lendir keputihan dapat bertambah banyak, mengingat fungsinya sebagai pelumas. Jadi, selama keputihan yang Anda alami bersifat fisiologis atau normal, maka tentu boleh saja berhubungan intim dengan pasangan."
Namun, ketika cairan yang keluar dari vagina kamu memiliki tanda-tanda keputihan abnormal, jangan sekali-kali mencoba untuk melakukan hubungan intim.
Baca Juga: Tak Cuma Wanita, Gairah Hubungan Intim pada Pria Juga Bisa Turun loh, Ini Dia Penyebabnya
Selain rasa tidak nyaman yang dapat timbul saat berhubungan intim, pasangan kamu juga bisa tertular penyakit menular seksual (PMS) bila memang keputihan abnormal yang kamu alami disebabkan oleh infeksi.
Bila sudah menulari pasangan, pastinya kamu dan pasangan harus sama-sama diobati hingga tuntas.
Tentu saja keputihan abnormal bisa membuat kamu khawatir ketika ingin berhubungan intim dengan pasangan.
Agar terhindar dari keputihan abnormal, kamu bisa mencoba beberapa cara di bawah ini:
- Pastikan area vagina selalu bersih, dengan cara membilas dengan air yang hangat.
Selalu bilas vagina dari sisi depan ke belakang.
- Keringkan area vagina dan sekitarnya setelah melakukan pembasuhan seperti setelah mandi, buang air kecil, atau buang air besar.
- Hindari kebiasaan membersihkan vagina dengan produk pembersih area kewanitaan, seperti cairan, spray, dan bedak.
Cara-cara pembersihan vagina tersebut dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan flora normal di area vagina, yang pada akhirnya dapat memberi kesempatan kepada kuman jahat untuk berkembang biak.
- Jangan menggunakan celana (termasuk celana dalam) yang terlalu ketat.
Pastikan mengganti celana dalam setiap hari.
- Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun.
"Sebenarnya boleh saja berhubungan intim dengan pasangan selama keputihan yang Anda alami merupakan keputihan normal. Jika Anda masih ragu dengan jenis keputihan yang dialami, tak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Apabila ditemukan adanya infeksi, penanganan yang cepat dan tepat akan mengobatinya secara tuntas," ungkap dr. Andika.
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul "Bolehkah Melakukan Hubungan Intim Saat Keputihan?"
Sebagian artikel ini menggunakan ChatGPT (AI).
Baca Juga: Pantas Gak Mood Hubungan Intim, Ternyata Ini 6 Penyebab Gairah Pasangan Kamu Menurun
(*)
Source | : | TribunJambi.com,OpenAI |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar