GridPop.ID - Sering terlambat datang bulan?
Terlambat datang bulan tidak hanya menjadi tanda jika seorang wanita hamil.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita terlambat datang bulan selain kehamilan.
Dilansir dari Medical News Today via Kompas.com, berikut adalah beberapa penyebab telat haid tapi tidak merasakan gejala hamil yang perlu diketahui.
Merasa stres
Stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada bagian otak yang bertugas untuk mengatur hormon reproduksi. Ketika tidak diatasi dengan segera, stres bisa mengganggu masa ovulasi dan menghentikan menstruasi.
Mengalami sindrom polikistik ovarium (PCOS)
Penderita sindrom polikistik ovarium (PCOS) memiliki ketidakseimbangan hormon yang dapat berdampak pada penampilan dan kesehatan secara umum.
Selain menyebabkan tumbuhnya kista ovarium, kondisi ini juga dapat membuat penderita mengalami siklus haid yang tidak teratur atau menghentikannya secara total.
Berolahraga dengan intensitas tinggi
Berolahraga dengan intensitas yang tinggi dapat membuat tubuh memproduksi hormon stres yang juga akan memengaruhhi produksi hormon reproduksi dan menyebabkan haid yang tidak teratur.
Jenis olahraga yang dapat menurunkan berat badan, seperti lari jarak jauh, memiliki risiko yang lebih besar untuk menyebabkan terlambat haid.
Mengonsumsi pil KB
Pil KB bekerja dengan cara mencegah ovulasi, sehingga akan mengalami perubahan pada siklus menstruasi.
Kondisi ini kemudian akan menyebabkan siklus haid yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau berhenti sama sekali.
Mengalami perubahan berat badan yang signifikan
Perubahan berat badan yang signifikan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Kondisi ini juga akan memengaruhi siklus menstruasi sehingga menjadi lebih lambat atau berhenti sama sekali.
Mengalami gangguan tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang memproduksi hormon untuk mengatur metabolisme tubuh. Produksi hormon dari kelenjar tiroid yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mengganggu siklus haid
Mengidap diabetes
Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami siklus haid yang tidak lancar.
Kondisi ini terjadi karena ovarium tidak menyalurkan sel telur pada tuba falopi sehingga haid akan terlambat atau berhenti sama sekali.
Memasuki masa menopause
Baca Juga: Haid Tidak Teratur Setiap Bulan? Ikuti 6 Cara Ini untuk Mengatasinya
Para wanita yang memasuki masa menopause tidak akan mengalami haid selama setidaknya 12 bulan.
Meskipun umumnya dimulai pada usia sekitar 50 tahun, kondisi ini juga bisa dialami oleh beberapa wanita di usia yang lebih muda.
Mengalami insufisiensi ovarium prematur (POI)
Insufisiensi ovarium prematur (POI) terjadi ketika ovarium berhenti bekerja secara tiba-tiba sebelum seseorang mencapai usia 40 tahun.
Kondisi ini berbeda dengan menopause, namun akan membuat penderita memiliki siklus haid yang tidak teratur.
Mengalami sindrom Cushing Sindrom Cushing
Cushing Sindrom Cushing adalah gangguan hormon yang disebabkan oleh paparan kortisol yang tinggi atau jenis obat lain yang mirip dengan kortisol.
Kondisi ini akan menyebabkan penderita mengalami siklus haid yang tidak teratur atau menstruasi yang berhenti sama sekali.
Gejala awal kehamilan
Melansir TribunJakarta.com diungkapkan perlu diketahui proses ovulasi terjadi pada hari ke 13 hingga 20 setelah hari pertama haid terakhir.
Akan tetapi, hal ini dipengaruhi oleh berapa lama siklus haid seorang wanita tersebut.
Baca Juga: Kerap Pusing saat Datang Bulan? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Umumnya, wanita yang sedang hamil muda akan mengalami beberapa kondisi seperti kram perut, mual muntah, hingga kelelahan.
Selain dari lima gejala tersebut, terdapat juga beberapa ciri lainnya yang bisa dikenali sebagai tanda-tanda awal kehamilan.
Ciri-ciri tersebut, meliputi :
Meski begitu, tidak semua ibu hamil mengalami kondisi yang sama.
Pada beberapa ibu, kehamilan awal bisa saja tidak menunjukan gejala apapun yang berlebih.
Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mengetahui kehamilan adalah dengan melakukan cek kehamilan.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar