Bahkan ancaman serupa juga diterima oleh seorang guru tempat Josi sekolah, melalui nomor telepon private, diduga dari pria yang sama.
Melihat kondisi tersebut orang tua Josi menyebut, anaknya diculik sehingga tidak pulang lagi ke asrama.
"Saya menilai karena ada ancaman tersebut, Josi diculik oleh pria itu," jelasnya saat dihubungi berada di Malaysia.
Dugaan itu diperkuat, melalui pengakuan dari teman satu asrama Josi, sewaktu tidak pulang Josi sempat menelponya dan meminta tolong.
Hanya saja temannya tidak berani mengambil tindakan, karena masih baru berada di Jepang.
Dasmawati memperkirakan penculikan terjadi pada Kamis (17/8/2023) malam, setelah Josi sempat menelepon keluarganya untuk pergi bekerja, pagi hari.
Perkiraan ini ia sampaikan karena pada besok harinya sampai jenazah Josi ditemukan polisi (Selasa), ia tidak pernah kembali ke asrama sekolah.
"Saya sempat telfon pihak sekolah dan teman satu asramanya, mereka bilang Josi tidak tahu keberadaannya," jelasnya.
Sehingga ia melapor pada pihak kepolisian melalui sejumlah teman Josi di Jepang.
Hanya saja pihak kepolisian lamban mengambil tindakan, laporan Josi baru diproses pada Senin (21/8/2023) dan jenazahnya diumumkan bertemu Selasa (222/8/2023).
Jenazahnya ditemukan di sebuah apartemen yang berjarak 3 km dari asramanya tinggal.
Setelah diusut polisi apartemen tersebut ternyata tempat tinggal pria yang diceritakan Josi pada keluarganya.
Pria tersebut ternyata mantan resedivis kasus pembunuhan tahun 2017.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul "Pengakuan Keiichiro Kajimura, Bantah Bunuh Josi WNI di Jepang, Punya Rekam Jejak Gangguan Jiwa"
Baca Juga: KETOK PALU! Jepang Kini Larang Pria Dewasa Melakukan Hubungan Intim dengan Gadis Berusia 13 Tahun
(*)
Source | : | Tribuntrends.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar