2. Menghabiskan seluruh waktu bersama di tempat tidur
Apabila kita selalu berada di tempat tidur atau melakukan sesuatu yang berbau dengan hal-hal yang seksual, kemungkinan hubungan kita itu berlandaskan nafsu.
"Ketika kita hanya merasakan nafsu untuk seseorang, tujuan kita adalah untuk mengalami kenikmatan seksual yang cenderung mengabaikan komponen emosional yang kuat," kata pakar hubungan, David Bennett.
Sebaliknya, cinta mencakup hasrat seksual, tetapi jauh lebih luas dari itu.
"Jika itu cinta, kita dan pasangan akan memenuhi kebutuhan seksual maupun emosional satu sama lain seperti saling membantu, bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa melepaskan pakaian satu sama lain," jelasnya.
3. Imajinasi yang selalu menyala
Berbeda dengan cinta, nafsu adalah perasaan, sensasi, dan emosi yang didasarkan pada proyeksi imajinasi kita dari kualitas dan signifikansi yang dimiliki pasangan.
Ketika kita bernafsu terhadap seseorang, kita cenderung mengidealkan orang itu dan semacam memproyeksikan apa yang kita inginkan dari dia.
Sayangnya, hal ini sering kali mengarah pada keyakinan bahwa orang yang kita dambakan itu sempurna dan tidak mungkin melakukan kesalahan.
Akibatnya, banyak red flag yang terlewatkan.
"Jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita mungkin akan melihatnya apa adanya yakni manusia sejati dengan banyak kekurangan, namun tetap mencintainya," kata Bregman.
Source | : | Kompas.com,readers digest |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar