GridPop.ID - Menjalin hubungan percintaan menjadi salah satu cara untuk mengetahui karakter pasangan sebelum menikah.
Hubungan yang memberikan kesan positif tentu saja baik untuk dilanjutkan.
Namun, jika hubungan percintaan hanya didasarkan nafsu tentu saja sangat tak baik untuk dilanjutkan.
Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa hubungan kita hanya didasarkan pada nafsu, seperti yang dilansir oleh kompas.com dari laman Reader's Digest:
1. Nafsu itu tentang mengambil, cinta itu tentang memberi
Jika kita benar-benar jatuh cinta dengan pasangan, kita mungkin akan memikirkan cara untuk menunjukkan penghargaan dan pengabdian.
Namun, jika kita jatuh cinta karena nafsu, kita bisa lebih egois dan hanya mencari kesenangan diri sendiri.
"Inti dari nafsu itu bersama dengan ciri-ciri kecemburuan dan mengejar kehormatan. Secara khusus, itu adalah sensasi yang menuntun seseorang untuk mengambil apa yang dimiliki orang lain," kata seorang ahli hubungan di New York City, Shlomo Zalman Bregman.
"Faktanya, ini adalah alasan utama mengapa seseorang yang didorong oleh nafsu sering kali memiliki hasrat yang membara untuk memanfaatkan pasangannya secara fisik melalui api gairah mereka," sambung dia.
Di sisi lain, perbedaan antara cinta dan nafsu adalah bahwa cinta itu tentang memberi dan berinvestasi pada orang lain.
Dan jika kita berhenti melakukan sesuatu untuk menunjukkan penghargaan dan rasa terima kasih, hubungan kita mungkin tidak akan bertahan lama karena hanya didasarkan pada nafsu semata.
Baca Juga: Benarkah Ukuran Mr P Berpengaruh dalam Kepuasan Hubungan Intim? Begini Kata Dokter Boyke
2. Menghabiskan seluruh waktu bersama di tempat tidur
Apabila kita selalu berada di tempat tidur atau melakukan sesuatu yang berbau dengan hal-hal yang seksual, kemungkinan hubungan kita itu berlandaskan nafsu.
"Ketika kita hanya merasakan nafsu untuk seseorang, tujuan kita adalah untuk mengalami kenikmatan seksual yang cenderung mengabaikan komponen emosional yang kuat," kata pakar hubungan, David Bennett.
Sebaliknya, cinta mencakup hasrat seksual, tetapi jauh lebih luas dari itu.
"Jika itu cinta, kita dan pasangan akan memenuhi kebutuhan seksual maupun emosional satu sama lain seperti saling membantu, bukan hanya tentang seberapa cepat kita bisa melepaskan pakaian satu sama lain," jelasnya.
3. Imajinasi yang selalu menyala
Berbeda dengan cinta, nafsu adalah perasaan, sensasi, dan emosi yang didasarkan pada proyeksi imajinasi kita dari kualitas dan signifikansi yang dimiliki pasangan.
Ketika kita bernafsu terhadap seseorang, kita cenderung mengidealkan orang itu dan semacam memproyeksikan apa yang kita inginkan dari dia.
Sayangnya, hal ini sering kali mengarah pada keyakinan bahwa orang yang kita dambakan itu sempurna dan tidak mungkin melakukan kesalahan.
Akibatnya, banyak red flag yang terlewatkan.
"Jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita mungkin akan melihatnya apa adanya yakni manusia sejati dengan banyak kekurangan, namun tetap mencintainya," kata Bregman.
"Dan, jika konflik muncul karena kekurangan, yang terbaik adalah menggunakan komunikasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah," ujar dia.
4. Nafsu yang pertama
Petunjuk bermanfaat lainnya yang dapat membantu kita membedakan cinta dan nafsu adalah dengan memikirkan lamanya hubungan.
"Hampir merupakan aturan yang tidak dapat diubah bahwa nafsu adalah sesuatu yang dialami seseorang sejak awal, tetapi cinta sejati adalah sensasi yang akan dirasakan nanti," ungkap Bregman.
Begitu kita jatuh cinta, manfaat berhubungan seks, pada tingkat emosional, mungkin juga akan meningkat.
Ini tentu saja masuk akal karena cinta didasarkan pada pemberian kepada orang lain dan butuh waktu untuk berinvestasi secara mendalam pada orang lain, sedangkan ketertarikan penuh nafsu dapat berkembang hampir secara instan.
5. Penampilan fisik menjadi perhatian utama
Apabila kita terlalu khawatir dengan penampilan pasangan yang menarik, kita mungkin berada dalam fase nafsu dalam hubungan.
"Emosi nafsu biasanya terfokus pada eksternal seperti bagaimana penampilan pasangan kita, bentuk tubuhnya, dan bagaimana kita muncul di matanya," terang Bregman.
Namun, jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita juga akan menaruh perhatian besar pada kualitas baik di luar penampilan fisik seperti intelektual, kebaikan hati, dan sebagainya.
6. Menghindari komitmen
Baca Juga: Mantan Artis Cilik Kecanduan Hubungan Intim, Kariernya Nyaris Hancur, Nasibnya Kini di Luar Dugaan
Seseorang yang bernafsu biasanya tertarik pada hubungan sejauh itu nyaman dan mungkin akan menghindar dari komitmen nyata apa pun.
"Namun, jika kita benar-benar mencintai pasangan, kita akan sibuk merawatnya dan ingin memberi kasih sayang kepadanya dengan tulus.
Bahkan ketika tidak nyaman, kita bersedia berkorban dan berinvestasi di dalamnya," kata Bregman.
Dengan fokus hubungan yang didasarkan pada cinta juga akan membuat kita untuk memperluas hubungan dan merencanakan masa depan yang lebih baik bersama pasangan.
7. Tidak saling berbagi perasaan
Tidak terbuka dengan pasangan untuk saling berbagi perasaan adalah tanda hubungan kita hanya didasarkan pada nafsu.
"Jika kita terlalu peduli dengan fantasi dan topik non-emosional, kita juga belum memasuki tahap cinta," kata seorang terapis yang berbasis di New York City, Kimberly Hershenson, LMSW.
"Di satu sisi, kita lebih suka berpura-pura memiliki kehidupan yang sempurna, daripada memberi ruang untuk kepercayaan, komunikasi, dan komitmen yang lebih dalam," lanjut dia.
8. Tidak ada keterlibatan teman dan keluarga
Teman dan keluarga pasti penting untuk dilibatkan dalam hubungan kita bersama pasangan.
Pakar hubungan Bonnie Winston mengatakan, jika lingkaran pertemanan kita tidak cocok dengan pasangan dan kita tidak memperdulikannya, itu bisa berarti kita sedang bernafsu. Alasannya, kita tidak melihat orang ini sebagai calon pasangan dalam jangka panjang.
Namun, jika kita memperkenalkan pasangan kepada teman dan keluarga, itu dengan sendirinya merupakan langkah positif menuju cinta dan kita memang memiliki perasaan yang lebih dalam.
Tapi, perlu diingat juga bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh diceritakan kepada teman maupun keluarga tentang hubungan kita. GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com,readers digest |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar