"Sebaliknya, ini adalah ketidakseimbangan yang lebih umum yang dapat diperbaiki melalui eksperimen, kolaborasi, dan kerja sama.”
Langkah pertama yang amat penting, menurutnya, adalah menumbuhkan rasa empati yang sehat terhadap pasangan untuk memahami dinamika gairah seksualnya.
Hal ini akan membantu kita memahami kebutuhan seksualnya sehingga bisa berpartisipasi dengan lebih efektif.
Orang dengan gairah seksual lebih tinggi cenderung merasa bersalah atau malu sehingga rentan terhadap penolakan, rendah diri, dan frustasi ketika pasangannya tidak merasakan hal serupa.
Dawson menyarankan agar tidak menganggap hal tersebut sebagai hal yang terlalu pribadi.
“Biasanya, ketika seseorang tidak ingin berhubungan seks, itu bukan karena ada yang salah dengan pasangannya,” katanya.
“Bisa jadi banyak faktor mulai dari kesehatan hingga obat-obatan hingga stres hingga berbagai masalah dalam hubungan yang tidak ada hubungannya dengan seberapa menarik atau berharganya pasangan mereka.”
Karena itu, penting bagi orang-orang dengan libido rendah untuk memperjelas alasannya sedang tidak mood sehingga pasangan tidak berpikiran negatif.
Di sisi lain, orang dengan libido rendah kerap kali menganggap pasangannya hanya mementingkan seks dan kadang merasa tertekan untuk menyanggupi ajakan bercinta.
Maka Dawson menyarankan agar orang dengan libido tinggi melakukan upaya sadar untuk menghargai batasan seksual pasangannya dan juga menonjolkan kualitas non-seksualnya.
“Cobalah untuk memuja pikiran, kepribadian, selera humor, kebaikan, dan ambisi mereka sebanyak yang Anda lakukan betapa mereka sangat Anda inginkan," tambahnya.
Ia juga merekomendasikan pasangan dengan hasrat seksual berbeda untuk mengevaluasi pengalamannya bercinta.
Baca Juga: Video Tukang Parkir Naik Mobil Viral di TikTok, Netizen Heboh: 2024 Jadi Tukang Parkir Aja
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar