GridPop.ID - Hubungan intim antara pasangan suami istri pastinya memiliki gairah seksual yang berbeda.
Perbedaan gairah seksual dalam hubungan intim pasangan suami istri tentunya dianggap normal.
Namun tak jarang perbedaan gairah seksual dapat menyebabkan gejolak hubungan intim.
Pada beberapa pasangan, libido yang tidak selaras memicu ketegangan dan hubungan yang berdampak pada urusan di luar kamar tidur.
Seks adalah masalah yang amat sensitif dan pribadi sehingga dampaknya bisa sangat luas.
Namun kita juga perlu menanganinya secara bijak agar kedua belah pihak maupun keharmonisan hubungan tidak dirugikan.
Pentingnya empati
“Ini situasi yang sulit, tetapi sangat mungkin untuk diselesaikan,” kata Jamila Dawson, seorang terapis seks berbasis di Los Angeles yang biasa menangani masalah tersebut, dikutip dari Sex Positive.
“Hal terpenting untuk diketahui adalah bahwa itu tidak berarti ada masalah dengan salah satu orang dalam hubungan tersebut," pesannya.
Baca Juga: 10 Ide Hadiah Anniversary yang Berkesan untuk Pasangan, Dijamin Hubungan Makin Lengket
"Sebaliknya, ini adalah ketidakseimbangan yang lebih umum yang dapat diperbaiki melalui eksperimen, kolaborasi, dan kerja sama.”
Langkah pertama yang amat penting, menurutnya, adalah menumbuhkan rasa empati yang sehat terhadap pasangan untuk memahami dinamika gairah seksualnya.
Hal ini akan membantu kita memahami kebutuhan seksualnya sehingga bisa berpartisipasi dengan lebih efektif.
Orang dengan gairah seksual lebih tinggi cenderung merasa bersalah atau malu sehingga rentan terhadap penolakan, rendah diri, dan frustasi ketika pasangannya tidak merasakan hal serupa.
Dawson menyarankan agar tidak menganggap hal tersebut sebagai hal yang terlalu pribadi.
“Biasanya, ketika seseorang tidak ingin berhubungan seks, itu bukan karena ada yang salah dengan pasangannya,” katanya.
“Bisa jadi banyak faktor mulai dari kesehatan hingga obat-obatan hingga stres hingga berbagai masalah dalam hubungan yang tidak ada hubungannya dengan seberapa menarik atau berharganya pasangan mereka.”
Karena itu, penting bagi orang-orang dengan libido rendah untuk memperjelas alasannya sedang tidak mood sehingga pasangan tidak berpikiran negatif.
Di sisi lain, orang dengan libido rendah kerap kali menganggap pasangannya hanya mementingkan seks dan kadang merasa tertekan untuk menyanggupi ajakan bercinta.
Maka Dawson menyarankan agar orang dengan libido tinggi melakukan upaya sadar untuk menghargai batasan seksual pasangannya dan juga menonjolkan kualitas non-seksualnya.
“Cobalah untuk memuja pikiran, kepribadian, selera humor, kebaikan, dan ambisi mereka sebanyak yang Anda lakukan betapa mereka sangat Anda inginkan," tambahnya.
Ia juga merekomendasikan pasangan dengan hasrat seksual berbeda untuk mengevaluasi pengalamannya bercinta.
Baca Juga: Video Tukang Parkir Naik Mobil Viral di TikTok, Netizen Heboh: 2024 Jadi Tukang Parkir Aja
Dalam kondisi apa kedua orang tersebut merasa cukup terangsang untuk berhubungan seks? Apa yang pernah dilakukan dan terasa sangat memuaskan?
“Berfokus pada hal-hal yang telah berhasil, kemudian mencoba menerjemahkannya ke dalam situasi saat ini dapat sangat membantu,” kata Dawson.
“Letakkan pengalaman positif Anda untuk bekerja untuk Anda.”
Menangani perbedaan gairah seksual yang berbeda dengan pasangan
Dikutip dari Medical News Today, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pasangan sebagai solusi menangani perbedaan gairah seksualnya. Berikut uraiannya:
Seks bisa menjadi topik yang sensitif, terutama ketika ada ketidakcocokan dalam libido, namun biasakan membicarakannya.
Diskusikan dengan terbuka dan saling menghormati tentang perasaan satu sama lain, insecure yang dirasakan, keinginan maupun keengganan bercinta sehingga kita bisa lebih saling memahami.
Tunjukkan empati melalui validasi, mendengarkan, dan kurangi sikap menghakimi agar pasangan tidak merasa tersudutkan.
Pastikan membangun ruang aman untuk mengutarakan masalah masing-masing tanpa bersikap kritik atau defensif.
Terkadang, seksualitas seseorang tidak sama dengan pasangannya, yang berpengaruh pada libidonya.
Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa pasangan dengan kekuatan komunal yang tinggi atau mereka yang termotivasi untuk peduli dan lebih responsif terhadap pasangannya melaporkan peningkatan kepuasan seksual dan hubungan.
Namun, pasangan yang mau berkompromi tidak terbatas pada seks karena juga bersedia mempertimbangkan alternatif lainnya.
Riset tahun 2020 tentang strategi pasangan untuk mengatasi perbedaan hasrat seksual mengemukakan masturbasi sebagai solusi yang paling umum diambil.
Alternatif lain untuk seks penetrasi termasuk seks oral, stimulasi manual, dan menggunakan sex toys pada satu sama lain.
Pasangan juga bisa melakukan aktivitas yang bisa memicu hasrat, seperti menonton film intim bersama.
Banyak pasangan berpikir bahwa seks hanya sebatas penetrasi.
Namun, seks oral dan masturbasi bersama adalah alternatif bercinta konvesional yang bisa dinikmati pasangan.
Menjadwalkan seks dapat membantu pasangan merencanakan dan menyesuaikan aktivitasnya sehingga tidak ada tuntutan yang perlu dicemaskan.
Merencanakan seks dapat membantu memetakan waktu terbaik saat kedua orang memiliki energi paling banyak.
Cara ini juga dapat membantu membangun antisipasi dan memastikan bahwa keduanya siap secara fisik, emosional, dan mental untuk bercinta.
Hubungan seksual sebenarnya hanya berlangsung beberapa menit namun permulaannya juga sama pentingnya.
Selain ciuman dan sentuhan, semua hal lain yang terjadi sebelum berhubungan seks adalah bagian dari foreplay.
Berikan kesenangan dan kepuasan sebagai bagian dari seluruh harinya bisa membantu pasangan untuk lebih menikmati aktivitas seksualnya.
Caranya juga beragam seperti mengantar pasangan ke tempat kerja, menyiapkan makanan, dan memberi mereka pujian untuk membangun suasana hati pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Bijak Menyikap Perbedaan Gairah Seksual dengan Pasangan"
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |
Komentar