Usai didata, ID mengaku dirinya terpaksa menjajakan diri di warung remang remang, karena ingin memperbaiki atap rumahnya yang rusak.
"Saya begini butuh biaya memperbaiki rumah,"ujarnya.
Ia mengatakan, ini dilakukan disebabkan penghasilan menjadi buruh tani tidak cukup untuk membiaya hidup anak dan orang tuanya.
"Kalau hanya kerja buruh, penghasilnya saya sehari sebesar Rp 45 ribu. Padahal atap rumah saya sudah banyak patah dan segera diperbaiki," katanya sembari meneteskan air mata.
Lain halnya yang disampaikan IN, warga asal Jombang ini mengaku dikibuli temanya sendiri, sehingga dirinya ada di warung remang-remang.
"Kata saya hanya kerja jaga warung, tak taunya nunggu tamu," katanya.
Wanita berusia sekitar 38 tahun ini mengatakan, sebenarnya dirinya berencana berangkat pulang sore ke rumahnya yang ada di Surabaya, namun pemilik warung memintanya agar pulang di pagi harinya.
"Seandainya saya pulang, mungkin tidak ditangkap pol pp," katanya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP, Sopan Efendi melalui Kepala Bidang Penindakan Perundang Undangan Daerah (PPUD) Satpol PP Pemkab Situbondo, Hardiana mengatakan, setelah dilakukan pembinaan pihaknya akan menggali infomasi jaringan terhadap para terduga PSK itu.
"Dengan mengetahui jaringannya, maka kita akan memutus mata rantai jaringan prostitusi itu," katanya.
Pejabat yang baru beberapa hari bertugas di Satpol PP ini mengatakan, dengan pemutusan jaringan, sehingga tidak ada PSK baru yang datang dari luar daerah menjajakan dirinya di Kabupaten Situbondo ini.
Baca Juga: Orangtua Wajib Waspada, Begini Cara Mucikari Dekati Anak di Bawah Umur Lewat Medsos
"Ada 5 dan satu pria hidung belang turut kita amankan," pungkasnya. GridPop.ID (*)
Source | : | Tribunnewswiki,Tribunstyle |
Penulis | : | Luvy Octaviani |
Editor | : | Luvy Octaviani |
Komentar