Meski demikian, Bripda FA ternyata terus mencari keberadaan korban melalui teman dan kerabat M.
"November 2022, waktu pindah kos dia hubungi lagi sepupu saya, tanyakan keberadaan saya. Di situ saya berbicara dengan dia.
Di situ dia bilang mau ketemu untuk menghapus video aib saya, saya bertanya apa maksudnya? Dia bilang, suruh saya liat secara langsung dan kalau mau hapus katanya saya sendiri yang harus hapus," kata M.
Teror terus berlanjut, M terus diajak bertemu dengan dalih menghapus video asusila yang disimpan Bripda FA.
"13 Februari 2023 dia menghubungi lagi teman saya, disitu dia meminta saya lagi untuk berbicara dengan hal yang sama untuk hapus video itu. Tapi saya tidak percaya dengan video itu, makanya dia minta untuk buka blokirnya untuk dia kirimkan video tersebut," jelas M.
"Mulai dari itu, dia minta terus untuk ketemu tujuannya itu untuk minta saya sendiri hapus itu video. Saya tidak mau bertemu dengan dia kalau berdua saja," sambungnya.
Kemudian Bripda FA mengajak M bertemu dalam acara temu alumni sekolah pada Maret 2023.
M mengikuti kemauan Bripda FA untuk bertemu karena bisa mengambil kesempatan menghapus video.
Akan tetapi, M justru dipaksa melakukan persetubuhan dengan Bripda FA.
Saat itu Bripda FA diam-diam masuk ke kos M dan memegang tangan korban, lalu pria itu mendorong sang mantan ke tembok hingga tak berdaya.
M bahkan menyebut, aksi pemerkosaan yang dilakukan Bripda FA itu terjadi hingga 10 kali.
Source | : | Kompas.com,Tribun Medan |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar