Silent treatment dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis kekerasan emosional terhadap pasangan.
Bahkan seseorang yang melakukan silent treatment biasanya menolak keberadaan orang lain.
Silent treatment juga menjadi alat ketika seseorang menggunakannya untuk memanipulasi serta mengontrol orang lain.
Sejak 1835, istilah ini dianggap sebagai istilah yang digunakan sejak reformasi penjara sebagai alternatif sebuah hukuman fisik.
Dengan melarang narapidana berbicara, akan memanggil mereka dengan nomor alih-alih nama mereka, kemudian memaksa mereka menutupi wajahnya sehingga mereka tidak dapat saling melihat satu sama lain, kemudian akan membuat mereka merefleksikan tindak kejahatan yang mereka lakukan.
Silent treatment sendiri membuat para tahanan merasa menjadi sesuatu yang lebih buruk dibanding penjahat.
Mereka merasa tidak berharga, tidak terlihat, dan merasa tidak berdaya.
Para tahanan akan terus-menerus menerima jenis perilaku ini yang kemudian dapat merusak harga dirinya.
Dampak Negatif Silent Treatment
Kerusakan Hubungan: Silent treatment dapat merusak hubungan dengan membangun dinding komunikasi yang kuat antara individu yang terlibat. Ini bisa menyebabkan ketidakpahaman, ketidakpercayaan, dan jarak emosional.
Stres Emosional: Orang yang menerima silent treatment seringkali mengalami stres emosional. Mereka mungkin merasa diabaikan, tidak dihargai, atau tidak dicintai, yang dapat menyebabkan rasa marah, kesedihan, atau frustrasi.
Baca Juga: Viral di TikTok, Apa Arti Cipe? Bahasa Gaul yang Sering Dipakai Anak Zaman Now
Source | : | Tribun Trends |
Penulis | : | Ekawati Tyas |
Editor | : | Ekawati Tyas |
Komentar