GridPop.ID - Perkembangan zaman selalu membawa perubahan pada pandangan dan nilai-nilai yang dipegang oleh generasi baru.
Generasi Z, yang tumbuh di era digital dan terkena berbagai bentuk media hiburan, nampaknya memiliki pandangan yang berbeda tentang percintaan dan adegan dewasa dalam film.
Riset terbaru mengungkapkan bahwa sebagian besar dari mereka memiliki sikap yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya ketika melihat konten cinta dan seksual dalam dunia hiburan.
Ya, adegan seksual dan percintaan dalam film atau acara TV bukan hal yang menarik bagi Gen Z.
Setidaknya itulah yang disimpulkan survei "Teens and Screens" University of California, Los Angeles (UCLA) belum lama ini.
Studi yang berusaha mengungkap preferensi konten hiburan terkini itu mendapati jika anak muda sekarang lebih menyukai kisah soal hubungan platonik dibandingkan seks dan romansa.
Para peneliti lalu menciptakan istilah "nomance" untuk menyebut tren ini.
“Temuan kami menunjukkan beragam kualitas yang dicari remaja dalam bercerita, dari alur cerita yang lebih otentik yang mencerminkan pengalaman hidup mereka hingga spektrum hubungan yang lebih beragam," kata Yalda T Uhls, pendiri dan direktur The Center for Scholars & Storytellers (CSS) sekaligus penulis studi ini.
Survei dilakukan pada kalangan remaja usia 10-24 tahun, dengan pertanyaan tentang seks dan romansa terbatas pada kelompok usia 13-24 tahun.
Hasilnya, sebanyak 50 persen dari 1.500 peserta muda ingin melihat lebih banyak konten tentang persahabatan.
Sedangkan 40 persen lainnya menginginkan karakter non-romantis atau aseksual di layar karena mereka menilai romansa di media terlalu dieksploitasi.
Baca Juga: Benarkah Konsumsi Minyak Zaitun Bisa Tingkatkan Kualitas Hubungan Intim?
Pada peserta berusia 13-24 tahun, sebanyak 44,3 persen menyatakan penggambaran romansa terlalu sering sedangkan 47,5 persen setuju seks tidak dibutuhkan dalam sebagian besar plot film maupun acara TV.
Lebih dari separuh Gen Z menginginkan lebih banyak konten yang berfokus pada persahabatan dan hubungan platonis.
Selain itu, 39 persen sangat tertarik menonton film dan acara TV yang menampilkan karakter non romansa dan aseksual.
"Ketika ada konten yang terlalu banyak seks, saya dan teman-teman sering kali tidak nyaman," kata Ana, 16 tahun, dalam video yang dirilis UCLA untuk mendukung data ini.
"Hal ini dapat memberi orang gagasan yang salah tentang apa yang seharusnya mereka inginkan pada usia tersebut."
Penelitian ini juga mengungkap, Gen Z lebih menyukai hiburan yang sehat karena isolasi sosial selama pandemi dan kebutuhan akan hubungan yang berkarakter positif.
Gen Z tidak menyukai plot utama romansa, termasuk keharusan akan hubungan, akhir romantis yang dipaksakan, dan cinta segitiga.
Mereka juga sudah bosan dengan cerita-cerita heteronormatif dan stereotip yang meromantisasi atau mengagung-agungkan toxic relationship, terutama yang berkaitan dengan hubungan romantis atau seksual.
“Bukannya anak muda tidak tertarik dengan TV, film, dan media lain yang berisi konten seksual. Tapi mereka ingin melihat lebih banyak jenis hubungan yang berbeda,” terang Uhls.
Meski demikian, riset ini tidak menanyakan secara spesifik tentang pornografi.
"Namun salah satu teorinya mungkin bahwa prevalensi pornografi bisa menjadi alasan mengapa mereka merasa ingin melihat lebih sedikit konten seksual di media tradisional," tambah Uhls.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riset, Gen Z Tak Suka Percintaan dan Adegan Seksual di Film"
Baca Juga: 10 Manfaat Seledri untuk Kesehatan Tubuh, Diantaranya Tingkatkan Gairah Hubungan Intim
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Helna Estalansa |
Komentar