GridPop.ID - Sudah menjadi rahasia umum, hubungan intim menjadi salah satu cara pasangan suami istri menjaga keharmonisan.
Tak jarang ada yang menilai jika frekuensi hubungan intim berkurang bisa menjadi sinyal adanya ketidakharmonisan diantara suami istri.
Pasalnya kualitas hubungan intim lebih penting dari kuantitas.
Namun jika kamu dan pasangan sudah jarang melakukan aktivitas seksual, tak boleh dipandang sebelah mata.
Melansir Kompas.com, kehadiran seks yang berkurang tidak selalu menunjukkan masalah dalam hubungan. Namun, adakalanya kurangnya aktivitas seksual ini dapat menjadi tanda ada sesuatu yang perlu diperhatikan.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan menurunnya aktivitas seksual dalam suatu hubungan, di antaranya termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Untuk mengatasi penurunan frekuensi seksual, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah berkomunikasi dengan pasangan.
Jika kamu tidak membahas perbedaan preferensi tersebut, kamu mungkin akan menghadapi perasaan frustasi, kebencian, atau bahkan dapat memicu perselingkuhan.
Baca Juga: Berapa Kali Idealnya Pasutri Melakukan Hubungan Intim dalam Seminggu?
Jika kamu merasa menikmati aktivitas seksual dan menginginkannya lebih, jangan ragu untuk membicarakannya.
Baiknya kamu dan pasangan sama-sama mencari cara untuk menemukan titik tengah.
Jika kamu sepakat, kamu tidak menginginkan aktivitas seksual, cari tahu apa yang mungkin menjadi penyebab penurunan tersebut, dan apakah hal tersebut merupakan kekhawatiran jangka pendek atau jangka panjang.
Memiliki hubungan seks yang sehat, menyenangkan, dan teratur adalah hal yang bisa dipelajari bersama-sama di setiap tahapan hubungan.
Frekuensi Bercinta yang Sehat Menurut Ahli
Terapis seks, Jessa Zimmerman, MA, CST menerangkan tidak ada frekuensi ideal dalam hubungan seks.
Hubungan seks bukan hanya tentang berusaha melakukannya beberapa kali per bulan.
"Sebaliknya, itu semua didasarkan pada apa yang diinginkan oleh pasangan dan bagaimana mereka berkolaborasi untuk menciptakan kehidupan seks yang berhasil untuk keduanya," terangnya dilansir dari Kompas.com.
"Jadi, jika kedua orang bahagia saat melakukan seks, itu sudah cukup," sambung dia.
Baca Juga: Benarkah Kanker Prostat Disebabkan karena Minimnya Frekuensi Hubungan Intim? Begini Kata Dokter
Dan itu tidak selalu menjadi masalah jika pasangan mulai melakukan hubungan seks lebih sedikit daripada yang mereka lakukan di masa lalu selama mereka berdua puas dengan hal tersebut.
"Jika orang tidak ingin melakukan lebih banyak seks daripada yang mereka lakukan, itu juga harus 'dirayakan'," demikian penuturan terapis seks dan hubungan, Shadeen Francis, LMFT.
Menurut Zimmerman, jika setidaknya satu orang tidak senang dengan keadaan kehidupan seks mereka, maka pasangan perlu membicarakannya untuk memperbaiki kualitas seks.
GridPop.ID (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Andriana Oky |
Editor | : | Andriana Oky |
Komentar